Rismawati Ramadhani, seorang guru dan fasilitator Tanoto Foundation merancang pembelajaran menarik dengan membuat baterai buah sebagai sumber energi listrik dalam kelas IX MTsN 2 Asahan, listrik dinamis. Ia lalu memanfaatkan WA Grup kelas untuk mengirim LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan menerapkan pembelajaran inovatif nan aktif sebagai bentuk pembelajaran yang menyenangkan.
Selain baterai kering maupun baterai basah (AKI), ternyata beberapa buah juga dapat berperan sebagai sumber energi listrik dan dapat mengalirkan arus listrik.
Untuk memperkenalkan baterai sebagai salah satu sumber energi listrik pada peserta didik kelas IX MTsN 2 Asahan, Guru IPA MTsN 2 Asahan, Rismawati Ramadhani, merancang sebuah pembelajaran dengan judul “Baterai Buah” untuk K.D. 4.5. yaitu materi Listrik Dinamis.
Kegiatan ini dilakukan peserta didik di rumah masing-masing, mengingat pembelajaran di sekolah masih PTM terbatas. Sehingga Rismawati Ramadhani mengirimkan LKPD melalui WA Group kelas agar jika ada kendala atau pertanyaan dapat langsung dibahas di WA group tersebut. Selain itu peserta didik juga bisa berinteraksi langsung dengan gurunya pada saat mereka hadir di sekolah.
“Pada pembelajaran ini peserta didik melakukan percobaan “Baterai Buah”, yang bertujuan untuk menyalakan lampu dengan menggunakan baterai Jeruk Nipis. Namun saya juga tidak melarang mereka jika ingin membandingkan atau menggunakan buah selain Jeruk Nipis,” ujar Rismawati Ramadhani yang juga merupakan Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation ini.
Sebagai langkah awal, siswa menyiapkan alat dan bahan berupa buah Jeruk Nipis 5 buah (air jeruk sebagai larutan elektrolit), uang koin 5 buah sebagai anoda dan paku 5 buah sebagai katoda, kabel tunggal 1 meter bagi 6 atau bisa lebih. Penjepit buaya 5 pasang (bisa diganti penjepit lain), lampu LED 2 buah.
Berdasarkan langkah kerja yang dilakukan peserta didik, akhirnya mereka berhasil menyalakan lampu LED dan dapat menarik kesimpulan dari kegiatan itu. Walaupun menurut mereka hal itu tidak mudah, karena harus mengulang beberapa kali dan mencari info dari beberapa sumber. Namun info dan motivasi dari guru yang menguatkan mereka hingga berhasil.
“Waktu praktik di siang hari saya hampir frustasi Umi, sudah tiga buah jeruk saya coba gak juga hidup lampunya. Untung saya WA umi, makanya saat malam hari saya coba lagi. Alhamdulillah lampunya menyala walaupun redup. Dan saya buat 4 buah jeruknya barulah lampunya terang, apalagi 5 buah. Walau capek membuatnya berulang-ulang tapi saya senang sekali karena praktik saya berhasil,” ujar Ihya salah seorang siswa sambil tertawa.
“Berarti kalau makin banyak buah jeruk nipisnya maka nyala lampu pasti semakin terang ya Mi. Karena waktu saya coba mulai satu dan dua belum nampak nyala lampunya. Saat tiga buah, lampu agak redup, dan setelah empat buah baru terlihat menyala walaupun belum terang betul,” ujar siswa lainnya bernama Nisa.
Salah seorang peserta didik yang merasa penasaran menggantikan buah jeruk dengan kentang yang ada di rumahnya. Dia mengajak temannya untuk mencobanya dan mereka berhasil menyalakan lampu LED.
“Kami mencoba pakai kentang yang ada di rumah, dan kami berhasil menyalakan lampunya dengan empat buah kentang ukuran sedang umi,” ujarnya sembari tersenyum.
Kegiatan pembelajaran tersebut mendapat respon positif dari salah satu orang tua siswa dan menyatakan sangat mendukung anaknya dalam belajar. “Saya sangat mendukung praktik yang dilakukan anak-anak ini Umi. Mereka belajar secara langsung tentang listrik, dan itu sangat berkesan. Apalagi alat dan bahan bisa memanfaatkan yang ada di rumah, jadi tak butuh biaya mahal untuk itu,” ujar Rismawati menirukan ucapan orang tua salah seorang siswa.
Sebagai bukti peserta didik telah melakukan praktik tersebut, mereka membuat sebuah laporan sesuai format yang telah dilampirkan bersama LKPD. Selain uraian kegiatan dan hasil, laporan tersebut juga melampirkan foto saat mereka melaksanakan kegiatan.
Dari proses praktikum yang dilakukan, curhatan anak-anak di grup, hingga laporan praktikum, ada satu hal yang membuat Rahmawati bangga sekaligus terharu sebagai guru mereka.
Ternyata dari proses pembelajaran ini dapat menimbulkan rasa penasaran/rasa ingin tahu yang tinggi pada anak. Terbukti salah seorang anak yang bernama Ihya, mengirim link YouTube pada saya.
Ternyata Ihya termotivasi untuk membuat video tentang praktik ‘baterai buah’ yang dilakukannya sendiri. Bukan hanya menggunakan buah jeruk nipis dan jeruk lemon, tetapi dia juga menggunakan buah tomat sebagai percobaan berikutnya.
“Saya pengen membantu teman-teman dalam melakukan praktiknya Umi, sekaligus mempermudah gaya belajar teman-teman biar lebih kreatif Umi, Insyaa Allah,” jelasnya menuturkan melalui WA.
Semoga melalui pembelajaran ini, para peserta didik termotivasi dan dapat menciptakan sumber energi listrik terbaru di suatu hari nanti.