Sekolah Perlu Manfaatkan Data untuk Rancang Program Hadapi Pandemi

Data kondisi sekolah dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan mutu sekolah. Sekolah juga perlu melibatkan berbagai pihak di luar para guru agar dapat mendapatkan data yang akurat, misalnya para komite sekolah dan juga orang tua siswa.

Nuraini, Kepala Sekolah SD 003 Kuala Tungkal mengungkapkan pentingnya data untuk perbaikan mutu sekolah.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah berjalan lebih dari satu tahun. Berbagai inisiatif telah dilakukan dalam upaya sekolah menyediakan pembelajaran di masa pandemi. Pengalaman berharga tersebut baik yang berhasil maupun kendala yang terjadi, dapat menjadi data penting dalam menyusun rencana kerja sekolah.

Menurut Nuraini, Kepala Sekolah SD 003 Kuala Tungkal, Jambi, sekolah harus menggunakan data keadaan terkini di sekolah, seperti kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran, kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran, capaian minat baca siswa, dan juga keterlibatan orang tua dalam pendidikan karakter siswa.

“Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya kami bandingkan dengan indikator pencapaian yang sudah ada untuk mengembangkan mutu sekolah kami,” jelas Nuraini.

Melakukan Evaluasi Diri Sekolah

Proses pengumpulan data juga tidak serta merta dilakukan oleh satu pihak saja. Kepala sekolah dapat mengadakan rapat bersama tim pengembang sekolah yang terdiri dari perwakilan guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk melakukan evaluasi diri sekolah.

“Ketika melakukan evaluasi diri sekolah, kami menyebarkan kuesioner yang harus dijawab oleh para guru, tenaga kependidikan, dan juga komite sekolah. Dari situ kami dapat mengumpulkan data untuk jadi bahan evaluasi sebelum menyusun rencana kerja sekolah,” kata Nuraini.

Sementara Rudi Candra, Kepala SMPN 8 Dumai, Riau mengatakan untuk melakukan evaluasi diri sekolah, dia memanfaatkan aplikasi pemantauan sekolah (APS) yang dikembangkan Tanoto Foundation. APS tersebut membantu dirinya dalam mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah.

“Saya sebagai kepala sekolah rutin masuk ke dalam kelompok pembelajaran setiap kelas baik itu melalui WhatsApp group maupun Zoom meeting untuk mengamati lebih dekat,” tambahnya.

Hasil dari pemantauan tersebut akan jadi bahan evaluasi untuk perubahan yang akan dilakukan sekolah. Sebagai contoh, ada guru yang pembelajarannya membuat siswa bosan, atau siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran.

Masalah tersebut kemudian dibahas dalam pertemuan kelompok kerja guru sekolah sekolah atau KKG mini agar guru dapat saling belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Peran Serta Guru dalam Pengumpulan Data

Menurut Iswandi, salah seorang guru di SDN 003 Kuala Tungkal, Jambi, proses pembelajaran blended atau campuran adalah cara terbaik agar siswanya dapat menerima materi dengan maksimal. Hal itu dia temukan setelah membantu pengumpulan data untuk melihat bentuk pembelajaran yang efektif dan efisien untuk para siswa.

Awalnya Iswandi sudah terbiasa melakukan pembelajaran daring melalui WhatsApp Group (WAG) dan tatap maya melalui Zoom. Dia juga membuat video-video pembelajaran yang dikirimkan melalui WAG kelas. Tapi setelah melakukan proses tersebut selama PJJ, kurang lebih masih ada sekitar 2-3 siswa di setiap kelas yang tidak bisa mengikuti pembelajaran.

“Kendala saat pandemi adalah banyak siswa yang harus berbagi handphone dengan orang tua sehingga banyak di antara mereka tidak bisa mengikuti PJJ. Maka solusinya kami menghubungi orang tua untuk mencari waktu yang tepat kapan anak dapat mengikuti PJJ atau menyarankan orang tua untuk mengambil tugas di sekolah untuk anaknya,” jelas Iswandi.

Jika masih ada anak yang tidak bisa mengikuti PJJ, maka anak tersebut diundang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Komite Sekolah Perpanjangan Tangan Orangtua Siswa

Komite sekolah juga berkontribusi dalam pengumpulan data penyusunan rencana kerja sekolah. Komite sekolah mempunyai koneksi yang baik dengan orang tua siswa, mereka dapat mencari masukan atau usulan dari orang tua untuk perbaikan pembelajaran di masa pandemi.

Jamilah, pengurus komite SDN 003 Kuala Tungkal, Jambi mengungkapkan bahwa sekolah perlu memiliki data dari orang tua siswa untuk bahan evaluasi pembelajaran yang telah diberikan.

“Masukan dari paguyuban kelas kami sampaikan pada sekolah sehingga kami bisa sama-sama menyusun rencana kerja sekolah yang menjawab kebutuhan dan persoalan yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” ungkap Jamilah.

Salah satu contoh masukan orang tua yang berhasil dihimpun oleh komite sekolah adalah soal fleksibilitas waktu belajar siswa. Banyak siswa yang masih menggunakan handphone orang tua, padahal orang tua mereka juga menggunakannya untuk bekerja.

Maka usulannya adalah kelonggaran waktu PJJ agar siswa dapat tetap mengumpulkan tugas di malam hari setelah orang tuanya pulang ke rumah.

Usulan tersebut disampaikan ketika penyusunan rencana kerja sekolah sehingga hasilnya adalah pembelajaran jadi lebih maksimal karena sudah disesuaikan dengan keadaan masing-masing siswa yang ada.

Selain proses pembelajaran, komite sekolah juga menghimbau budaya baca anak di rumah tetap berjalan dengan memberi tahu orang tua siswa ketika sedang pertemuan bulanan. Siswa didorong untuk tetap membaca buku sebelum mengikuti pembelajaran atau ketika diberi tugas oleh gurunya di sekolah.

“Dengan dilibatkannya komite sekolah dalam penyusunan rencana sekolah, kami dapat fokus dalam mendukung perbaikan pembelajaran untuk siswa di masa pandemi ini,” tambah Jamilah.

Artikel ini telah dipublikasikan oleh Kumparan, dengan judul “Sekolah Perlu Manfaatkan Data untuk Rancang Program Hadapi Pandemi“, https://kumparan.com/program-pintar/sekolah-perlu-manfaatkan-data-untuk-rancang-program-hadapi-pandemi-1wPDrFJfFzO.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.