Pola “Self-Regulated Learning” dengan Pendekatan Coaching bagi Mahasiswa PPL PPG

Oleh: Delia Indrawati dan Sambang Subeno

Program PPL PPG Prajab jurusan PGSD di UNESA pada tahun 2021, berkolaborasi dengan 3 LPTK lain yaitu UNIMED, UNY, dan UPI dalam menemukan pola pendampingan PPL PPG Prajab dan bekerja sama dengan Tanoto Foundation.

Dalam proses kegiatannya, LPTK bebas berkreasi untuk merancang LMS sesuai dengan tujuan utama dalam ketercapaian kegiatan PPL PPG Prajab.

LMS yang dirancang di UNESA dengan nama Vinesa. Vinesa dilaksanakan kurang lebih 5 bulan, sejak 1 Februari 2021 sampai 16 Juli 2021. Vinesa ini mengakomodasi kegiatan PPL secara daring dan dengan model hybrid.

Hybrid di sini artinya selama proses pendampingan dilaksanakan secara asyncronus melalui diskusi dan upload tugas melalui Vinesa dan syncronus dengan tatap maya melalui web meeting melalui Google Meet yang ditautkan di dalam Vinesa.

Urutan kegiatan di Vinesa di antaranya: (1) observasi, (2) meninjau perangkat pembelajaran, kegiatan non mengajar, proposal CIIQ, (3) mengajar terbimbing, (4) mengajar mandiri, (5) penyusunan soal HOTS, (6) penyusunan best practice pembelajaran dan non pembelajaran, (7) penyusunan laporan CIIQ, (8) penyusunan dan submit artikel CIIQ dan PTB, (9) penyusunan laporan PPL, (10) uji coba UKM PPG (tryout).

Kegiatan di Vinesa yang dirancang berdasarkan hasil pengembangan Penelitian Tindakan Bimbingan (PTB) yang dikemas dalam bentuk Continuous Improvement on Instruction Quality (CIIQ) yang sudah disepakati dalam pelaksanaan Prajab di UNESA.

Mahasiswa melakukan PPL di dua SD yaitu SD sesuai penempatan CPNS dan SD yang ditunjuk LPTK yaitu SD Laboratorium UNESA. Melaksanakan dua tugas sekaligus yaitu sebagai CPNS guru yang baru saja ditempatkan dan sebagai mahasiswa PPL PPG menimbulkan konsekuensi komitmen yang kuat untuk menyelesaikan semua tugas dengan optimal.

Inovasi PPG Prajabatan

Kegiatan PPL dalam kondisi khusus ini dilakukan dengan pembagian proses kegiatan mengajar secara observasi dan terbimbing dilakukan di SD Laboratorium UNESA sedangkan kegiatan mengajar mandiri dan kegiatan non mengajar dilakukan di SD penempatan CPNS.

Di SD tempat CPNS pun banyak limpahan tugas dari guru senior, prioritas mengikuti pelatihan dari dinas karena kondisinya masih dalam pengawasan penilaian serta sebagai guru muda yang diharapkan besar kontribusinya bagi inovasi dan perubahan sekolah.

Tantangan lain selama proses pendampingan PPL antara dosen, guru pamong dan mahasiswa yaitu terkait penentuan waktu agar bisa bertemu bersama-sama dalam web meeting. Masing-masing komponen personil harus saling pengertian tanpa mengesampingkan kualitas diskusi, transfer pengetahuan serta keterampilan.

Pendampingan koordinasi dengan WAG dan tatap maya melalui Google Meet.

Gambar di samping ini bukti kegiatan pendampingan koordinasi dengan WAG dan tatap maya melalui Google Meet dimulai pukul 20.00 WIB. Komitmen dalam pelaksanaan tugas PPL ini harus seimbang dari semua komponen dosen, guru pamong dan mahasiswa. Adapun proses pendampingan melalui pola self regulated learning bagaimanapun harus bisa merubah mindset mahasiswa yang kondisinya secara psikis dan fisik lelah dengan penuhnya tugas yang membutuhkan pemikiran dan waktu yang lebih dibandingkan waktu istirahatnya.

Dengan pola self regulated learning dan pendekatan coaching, mahasiswa diharapkan mampu merefleksikan kelemahan dan kelebihan dari dalam dirinya sendiri mengenai keterlaksanaan program PPL selama berjalan secara continuous improvement sehingga mampu membuat keputusan yang tepat ketika melakukan inovasi dalam proses mengajar maupun non mengajar. Hasil dari setiap keputusan yang kaitannya dengan peserta didik tentunya diharapkan akan memberi dampak perubahan yang baik dan berkelanjutan.

Inovasi yang dikembangkan

UNESA mencetuskan program CIIQ yang ditekankan pada continuous improvement selama proses PPL berjalan hingga usai. Jadi dalam proses PTB dengan CIIQ proses DIOR yaitu Design-nya adalah menggunakan pola SRL dengan pendekatan coaching sedangkan Implementation-nya pada setiap kegiatan PPL diterapkan langkah SRL yaitu persiapan, pemantauan, refleksi (Bandura & Lyons, 2017).

Adapun Observation-nya ketika proses pelaksanaan dosen dan guru pamong mencatat semua kejadian. Tahap Reflection, dosen dan guru pamong merefleksikan hasil pendampingan dan menentukan tindak lanjut kegiatan.

Perubahan yang terjadi pada siswa setelah dibuat kesepakatan aturan bersama di dalam pembelajaran daring.

Secara singkat dapat dilihat perubahan yang terjadi selama proses pendampingan dengan Pola Self Regulated Learning Pendekatan Coaching dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil Pendampingan Pola SRL dengan Pendekatan Coaching

Dampak pendampingan

Hasil dari proses pendampingan, tadinya mahasiswa yang tertatih-tatih menyelesaikan tugas yang dobel antara tugas di sekolah penempatan CPNS dan tugas PPL. Hal ini terbukti dari beberapa mahasiswa masih terlambat upload tugas di Vinesa.

Semakin bertambah pekan kegiatan akhirnya mahasiswa bisa menyesuaikan diri dan belajar dalam manajemen waktu, kognitif, metakognitif, emosi, dan motivasi dari dalam diri sendiri disertai bimbingan Coaching dari dosen dan guru pamong, maka tugas-tugas yang harus diselesaikan bisa tepat waktu dan semua berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan seluruh tugas di Vinesa bisa terorganisir dan tidak ada lagi mahasiswa yang terlambat upload tugas di akhir pekan kegiatan.

Peningkatan kualitas mahasiswa dalam proses pengajaran juga terlihat mulai dari awal mengajar terbimbing. Dari yang awalnya mahasiswa kesulitan mengelola kelas, akhirnya melakukan inovasi diantaranya pemanfaatan video, PPT serta kumpulan ice breaking yang dijadikan senjata ketika siswa sudah tidak terpusat perhatiannya.

Inovasi lain yang muncul yaitu penggunaan Microsoft Swing, Quizizz, Microsoft 365, penggunaan media manipulatif, serta penambahan soal HOTS agar peserta didik terbiasa berpikir kritis, penerapan project based learning dengan praktik langsung yang diharapkan peserta didik juga lebih paham dan ingatannya lebih lama.

Dampak dari proses pendampingan terhadap mahasiswa yang akhirnya mahasiswa memberikan perlakukan yang berbeda ketika proses belajar mengajar di kelas juga terlihat pada hasil observasi kegiatan peserta didik di kelas.

Awal mulanya siswa tidak terlihat semangat mengikuti pelajaran, malu bertanya dan kadang tidak nyambung jika diajak tanya jawab. Setelah proses pembelajaran yang berkelanjutan diperbaiki, peserta didik mulai terlihat antusias, tidak malu bertanya menjawab apa yang ditanyakan guru serta tertib dalam menaati peraturan yang sudah disepakati dengan guru.

Berdasarkan proses pendampingan dan dampak yang terlihat, maka proses pendampingan pola SRL dengan pendekatan coaching dan proses PTB alur DIOR dapat meningkatkan kualitas kompetensi mahasiswa selama melaksanakan proses PPL Prajabatan. Proses pelaksanaan ini dapat dilakukan dengan perbaikan dan bisa lebih disempurnakan.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.