Oleh: Sri Yunita dan Haris Sri Purwanto
Kondisi saat ini menuntut seorang guru untuk dapat menguasai materi ajar yang utuh dengan menerapkan pendekatan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) sesuai era industri 4.0. TPACK merupakan kemampuan bagaimana memfasilitasi peserta didik melalui pembelajaran dengan pendekatan pedagogik dan teknologi.
Mengingat kendala di lapangan terkait siaga Covid-19, UNIMED mengamanatkan agar mahasiswa melaksanakan PPL di sekolah mitra asal penempatan CPNS mahasiswa PPG. Hal ini dilakukan mengingat rata-rata sekolah penempatan CPNS tersebut, merupakan SD mitra UNIMED sebelumnya.
Kondisi ini membuat lokasi dan jarak tempuh dosen dan guru pamong cukup jauh dengan sekolah mitra. Oleh karena itu mahasiswa tentu harus berkolaborasi secara intens dengan guru dan pimpinan satuan pendidikan asal penempatan sebagai mitra dari UNIMED.
Dalam pembimbingan PPL PPG Prajabatan di sekolah mitra, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Guru Pamong (GP) menerapkan pendekatan MARI H2H (Motivasi, Aksi, Refleksi, dan Inovasi, Heart to Heart) yang merupakan implementasi dan adopsi dari model CCR (Craft, Competency, and Reflection) yang dikembangkan UNIMED dalam PPL PPG Prajabatan Tahun 2020.
Pendekatan MARI H2H mengandung pengertian DPL dan GP berada di garda depan, tengah, maupun akhir yang dapat menjadi model bagi mahasiswa PPG Prajabatan dengan harapan memiliki hasil seperti yang diharapkan.
Kendala yang dihadapi mahasiswa didiskusikan bersama dari hati ke hati sehingga tidak ada jarak antara DPL dan GP dengan mahasiswa. Mahasiswa dengan leluasa dan terbuka mengungkapkan setiap permasalahan yang dihadapi karena menganggap DPL dan GP sebagai orang tua sendiri yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam setiap permasalahan yang dihadapi.
Diharapkan pendekatan MARI H2H juga diterapkan oleh mahasiswa dengan siswanya, sehingga terjadi hubungan akrab dengan siswanya. Sebaliknya siswa juga memberikan empati kepada gurunya.
Kendala yang Dihadapi
Terdapat dua mahasiswa PPG Prajabatan yang mengikuti program ini. Mahasiswa I merasa tidak dapat melakukan upaya perbaikan di sekolah mitra yang kurang didukung oleh kebijakan pimpinan satuan pendidikan serta jarak tempuh yang cukup jauh yang berdampak pada mahasiswa sempat mengalami kecelakaan. Bahasa dan budaya setempat juga turut menjadi kendala pelaksanaan PPL di sekolah mitra.
Mahasiswa II merasa bahwa banyak terkendala di lingkungan sekolah baik siswa atau pun daya dukung sekolah karena berada di sekitar lokasi perairan. Mahasiswa II merupakan puteri daerah Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara yang harus bertugas di Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatra Utara yang cukup jauh jarak tempuhnya. Kedua mahasiswa juga kesulitan menerapkan pola pembelajaran yang harus disesuaikan dengan kondisi setempat di masa pandemi Covid-19.
Solusi Alternatif
Solusi alternatif yang dilakukan antara lain: mengikuti aturan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah daerah setempat dan kebijakan pimpinan serta melakukan pendekatan terhadap peserta didik, orang tua, dan lingkungan yang sarat multikemajemukan dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Selanjutnya, dalam proses pembimbingan dilakukan inovasi oleh DPL dan GP dengan mengikuti pendekatan MARI H2H (Motivasi, Aksi, Refleksi, dan Inovasi, Heart to Heart).
Penerapan pendekatan MARI H2H dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) Motivasi. Pada tahap ini DPL dan GP memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam melaksanakan praktik baik pembelajaran di kelas. Mahasiswa dapat meniru dan mengadopsi contoh-contoh yang diberikan oleh DPL dan GP ketika pembimbingan atau pembelajaran.
2) Aksi. Pada tahap ini mahasiswa melakukan pembelajaran sesuai dengan motivasi dan arahan yang diberikan oleh DPL dan GP.
3) Refleksi. Pada tahap ini DPL, GP, dan mahasiswa melakukan refleksi bersama terkait dengan keberhasilan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan mendiskusikan inovasi lanjutan dalam pembelajaran berikutnya.
4) Inovasi. Berdasarkan hasil refleksi, mahasiswa diberikan arahan agar melakukan inovasi berkelanjutan dalam pembelajaran berikutnya.
5) Heart to Heart. Tahap ini fokus pada keterbukaan mahasiswa dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dan pelaksanaan PPL. Pendekatan dari hati ke hati merupakan cara menciptakan suasana diskusi tanpa jarak dengan mahasiswa. Mahasiswa dapat mengungkapkan segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Diskusi dari hati ke hati merupakan kunci pokok keberhasilan pembimbingan yang dilaksanakan. Mahasiswa termotivasi untuk terus berinovasi dan menyampaikan keluhan secara terbuka kepada DPL dan GP. Kedua mahasiswa dapat melaksanakan PPL PPG Prajabatan sesuai harapan meskipun dalam saat yang bersamaan terdapat dua kegiatan yang sedang berjalan, yaitu: PPL PPG Prajabatan dan Latsar CPNS 2020.
Respons Mahasiswa dan Dampaknya bagi Peserta Didik
Menurut salah satu mahasiswa, pembimbingan menggunakan model MARI H2H sangat bermanfaat untuk menyiapkan dirinya sebagai guru profesional. Dengan pembimbingan model MARI H2H, mahasiswa menjadi semakin tahu, paham, dan mengerti tugas, tupoksi seorang guru dengan cara-cara terbaik dalam pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan pembimbingan oleh DPL dan GP, mahasiswa diajarkan untuk memahami karakteristik peserta didik, mengelola kelas dengan baik, menciptakan pembelajaran yang aktif di dalam kelas, menggunakan metode/model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik, serta dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media, dan bahan ajar.
Dengan pembimbingan MARI H2H oleh DPL dan GP mahasiswa dapat melakukan inovasi pembelajaran di dalam kelas khususnya. Inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran misalnya menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik dalam belajar.
Contohnya menggunakan media laptop, audio, video, power point, dan media gambar lainnya agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, serta menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik yang ada di lingkungan tersebut.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran dan inovasi yang saya lakukan dapat mengatasi masalah yang ada di lapangan. Peserta didik menjadi tertarik dalam belajar dan lebih berani untuk berbicara walaupun dengan susah payah untuk mengucapkan dalam bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil pengamatan, siswa merasa senang dan bersemangat dalam belajar. Bersama peserta PPG, sekarang mereka lebih mudah diajak untuk berkerja sama, belajar, dan mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Murid juga lebih tertarik dengan pembelajaran yang diberikan.
Jika semula murid hanya tergolong diam dan tidak mau memperhatikan, namun setelah diajar mengikuti saran dari DPL dan GP murid senang dan tertarik dalam belajar serta mau melakukan kegiatan diskusi dan berani menyampaikan pendapat.
Berdasarkan pemaparan best practice pembimbingan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembimbingan dengan MARI H2H memberi kenyamanan mahasiswa dalam PPL PPG Prajabatan di sekolah mitra dan juga memberikan dampak yang positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran di kelas.