Pendampingan Dosen dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Ibu Reny Andriani (kanan) dosen UIN STS Jambi, saat mendampingi Ibu Helda Ningsih (kiri), guru Bahasa Inggris MTs Laboratorium UIN STS Jambi, membahas RPP yang akan digunakan dalam pembelajaran.

MTs Laboratorium UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi merupakan salah satu madrasah dampingan dosen-dosen UIN STS Jambi dalam kemitraan dengan Tanoto Foundation pada pelaksanaan Program PINTAR. Setelah para guru madrasah dilatih Modul 1 Praktik Baik dalam Pembelajaran oleh fasilitator dosen, mereka menerapkan hasil pelatihan di kelas dengan didampingi oleh fasilitator dosen.

Seperti yang dilakukan oleh Ibu Reny Andriani, fasilitator dosen UIN STS Jambi yang mendampingi Ibu Helda Ningsih, guru MTs Laboratorium pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas VII. Menurut Ibu Reny, selama ini kegiatan pendampingan dosen kepada guru madrasah mitra, lebih pada mengirimkan mahasiswa PPL untuk praktik mengajar.

Setelah ada Program PINTAR Tanoto Foundation, para guru dilatih oleh dosen, dan dosen juga ikut mendampingi proses pembelajaran di kelas.

Sebelum pembelajaran, Ibu Reny dan Ibu Helda sudah membahas RPP yang digunakan untuk panduan mengajar. Ibu Helda mengajar tema things around me, membagi siswa dalam 6 kelompok secara heterogen. Baik dari jenis kelamin maupun kemampuan. Ibu Helda juga telah menyiapkan lembar kerja (LK) untuk masing-masing kelompok.

“What can you find in your class?” Kata Ibu Helda.

“Table,” ujar seorang siswa, “Book,” kata siswa yang lain.

“Hari ini kalian akan belajar menemukan benda-benda yang ada di sekitar kalian dan menuliskannya dalam Bahasa Inggris,” kata Bu Helda menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kemudian Ibu Helda memberikan LK yang berisi tugas kelompok untuk mengidentifikasi benda-benda yang ada di sekitar siswa. Benda yang diamati adalah benda mati dan benda hidup. Hasil pengamatan dituliskan pada LK.

Setiap kelompok mendiskusikan hasil pengamatan mereka dalam kerja kelompok. Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil temuan benda yang diamati. Sekretaris kelompok mencatat benda yang ditemukan dari anggotanya. Sedangkan ketua kelompok bertugas mengarahkan jalannya diskusi anggota kelompok.

“Menurut kelompok kami, around things me are book, pen, shoe, bag, and table,” tukas kelompok 1.

Agar menarik, Ibu Helda meminta kelompok lain untuk melengkapi hasil pengamatan yang belum disebut. “People,

pencil, watch,” timpal kelompok lainnya memberi tambahan.

Setelah pembelajaran selesai, Ibu Helda mengajak siswa-siswinya untuk merefleksikan pembelajaran pada hari itu. Siswa menyampaikan perasaan senangnya mengikuti pembelajaran.

Pasca pembelajaran, dosen dan guru juga melakukan refleksi pembelajaran. Guru diminta menyampaikan hal-hal yang berhasil dan yang perlu diperbaiki. Sementara dosen menyampaikan hasil pengamatannya di kelas dan memberikan ide-ide untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut.

Menurut Ibu Rheny, pada pendampingan ini dirinya membantu guru mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran. Pada catatannya, dia melihat guru telah menerapkan MIKiR dalam pembelajaran. Siswa difasilitasi untuk melakukan dan menulis hasil pengamatan, berdiskusi, presentasi, dan melakukan refleksi.

“Masukan saya, pada saat diskusi guru perlu melakukan pendampingan secara menyeluruh pada siswa di kelompok. Agar siswa bisa mendapat bantuan bila mengalami kesulitan.

“Penugasan yang diberikan guru juga perlu dikaitkan dengan penugasan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi. Misalnya, setelah siswa menulis benda-benda yang ada di sekitar, mereka ditugaskan kembali untuk membuat cerita sederhana dalam bahasa Inggris mendeskripsikan benda yang ditemukan tersebut,” kata Ibu Rheny usai pendampingan.

Dia juga memberi masukan mengenai penataan kursi dan meja diusahakan memperhatikan MIA atau mobilitas, interaksi, dan aksesibilitas. “Kami juga memberikan pendampingan secara langsung ataupun via online melalui chating WhatsApp,” kata Ibu Rheny lagi.

Melalui kegiatan pendampingan oleh dosen ini, diharapkan sekolah dan madrasah mitra LPTK menerapkan praktik-praktik baik dalam pembelajaran aktif. Kepala sekolah dan guru juga didampingi dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah dan budaya baca. Harapannya, sekolah dan madrasah tersebut akan menjadi tempat praktik mengajar yang baik bagi mahasiswa calon guru.

Ibu Reny Andriani (berdiri) dosen UIN STS Jambi, saat mengamati dan mendampingi proses pembelajaran di kelas.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.