Pendampingan Berbasis “Collaboration Learning” untuk Peningkatan Keterampilan Refleksi Kritis Mahasiswa PPG

Oleh: Esti Swastika Sari dan Samson

Beberapa tinjauan telah menunjukkan bahwa program pengembangan profesional guru bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan pedagogis, kepercayaan diri, dan juga mengembangkan sikap positif dalam mengajar (Radford, 1998; Stein et al., 1999).

Oleh karenanya, penyiapan guru yang profesional dan memesona menjadi tantangan bagi pemerintah dan LPTK penyelenggara, khususnya di masa pandemi yang sudah berlangsung satu tahun lebih.

Keterampilan merancang pembelajaran daring yang kemungkinan dalam pelaksanaannya berbeda dengan rancangan, menjadi tantangan dan sekaligus kendala bagi guru. Hal ini mengemuka pada para mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan PGSD.

Semenjak dimulainya masa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), para mahasiswa mencoba mengidentifikasi kebutuhan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan (sekolah) tempat PPL.

Tantangan PPG yang Dihadapi

UNY telah mempunyai strategi agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan baik menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Pelaksanaan PPL di UNY dimulai dengan identifikasi kondisi kelas masing-masing mahasiswa.

Problematika terkait pembelajaran dalam jaringan (daring) di tempat praktikan sangat bervariasi, diantaranya adalah sebagai berikut; Perangkat gawai adalah milik orang tua siswa. Tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran karena para orang tua bekerja.

Permasalahan lain yaitu siswa memiliki gawai dengan paket data, namun sinyal tidak mendukung. Ada pula siswa yang memiliki fasilitas pendukung, tetapi enggan belajar.

Selain siswa, ada guru yang mengalami permasalahan sejenis yaitu tidak stabilnya sinyal. Proses pembelajaran daring lebih banyak menggunakan WAG. Selama pembelajaran, sebagian besar siswa kurang responsif.

Inovasi yang dikembangkan

Pola PPL dan pendampingan yang dilakukan oleh penulis mengadaptasi pola reflective based teaching dari UNY yang dioperasionalkan menjadi REAKSI dan NYANTRIK. Pola ini dipilih dalam rangka menjawab problematika pelaksanaan PPG seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.

REAKSI dilakukan oleh DPL dan GP dalam perannya sebagai pembimbing dan pendamping, sedangkan NYANTRIK dilakukan oleh mahasiswa saat didampingi. REAKSI-NYANTRIK merupakan adapatasi DIOR (Desain-Implementasi-Observasi-Refleksi) yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation.

Penulis sebagai dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong (GP) PPL mengembangkan dan menerapkan pola Collaboration Learning (CL) dalam melakukan pendampingan dan pembimbingan mahasiswa. CL mengakomodasi langkah persiapan sampai refleksi yang dilakukan secara kolaboratif.

CL terdiri dari tahapan co-planning, co-teaching, coaching, dan consulting. Pelaksanaan CL melibatkan mahasiswa, GP, DPL, dan pihak sekolah terkait termasuk wali murid (Fried & Cook, 2007; NAGC,2014). Berikut ini model pendampingannya.

Model pendampingan dengan Collaboration Learning

Perencanaan (co-planning)

Mahasiswa menyiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan pada pelaksanaan PPL bersama GP dan DPL. DPL dan GP juga merencanakan cara mengamati dengan menggunakan LK yang telah disepakati di universitas. LK ini menjadi pedoman cepat bagi GP dan DPL dalam mengidentifikasi kebutuhan pelaksanaan pembelajaran setiap mahasiswa.

Khusus untuk proses pembelajaran praktik 1 dan 2, komponen amatan lebih difokuskan pada ketepatan rencana dan pengelolaan kelas. Hal ini sengaja dilakukan sebagai upaya awal untuk melihat kondisi awal kelas dan kesiapan mahasiswa.

Lembar kerja pengamatan praktik mengajar.

GP dan DPL juga mendiskusikan rencana observasi terkait penyesuaian jadwal. Ini menjadi perhatian bagi GP dan DPL untuk berbagi tugas apabila ada jadwal yang bersamaan. Rekaman praktik akan menjadi dokumentasi yang dapat dilihat kembali sebagai bahan pencermatan dan refleksi.

Kegiatan yang dilakukan oleh GP dan DPL dengan menyiapkan piranti pada perencanaan dapat menjadi informasi untuk mahasiswa tatkala mereka akan melakukan perencaaan untuk menyiapkan pembelajaran di kelas masing-masing.

Pelaksanaan (Co-Teaching)

Co-teaching dimaknai sebagai belajar bersama dalam pembimbingan dan pendampingan. Pada tahap pelaksanaan, ada dua kegiatan. GP dan DPL melaksanakan dampingan dan bimbingan pada mahasiswa, sementara mahasiswa melakukan praktik dalam menyiapkan kebutuhan PPL.

Pendampingan penulis salah satunya adalah melakukan pencermatan terhadap perangkat yang telah disiapkan oleh mahasiswa. Pencermatan tidak hanya melalui ruang GMeet, tetapi juga menggunakan Google Drive dan atau LMS sebagai tempat penyimpanan semua file yang sewaktu dapat dibaca dan dicermati secara asinkronus. Seperti tampak dalam gambar berikut.

Contoh tautan Google Drive perangkat pembelajaran.

Setelah itu mahasiwa memberikan jadwal praktik mengajar pada tiap minggu beserta pemilihan moda mengajar. Pemilihan moda bervariasi tergantung kesepakatan mahasiswa dan orang tua. Ada yang secara penuh menggunakan ruang virtual meeting, ada yang menggunakan WAG, dan ada juga yang menggabungkan keduanya. Bahkan ada yang dilakukan secara luring setiap kelompok kecil, dengan lokasi di rumah salah satu siswa.

Pada tahapan co-teaching ini, DPL dan GP mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan mahasiswa PPG, termasuk saat mahasiswa melakukan aktivitas PPL secara virtual atau melalui platform lain.

Pelaksanaan mengajar menggunakan Google Meet.
Pembelajaran menggunakan moda WhatsApp Group dan Google Classroom.

Adapun pelaksanaan mengajar yang dilakukan dengan cara home visit. Berjalan cukup efektif. Ini dilakukan dengan alasan moda daring tidak bisa dilaksanakan. Home visit dilakukan dengan mengumpulkan siswa-siswa dengan lokasi saling berdekatan. Guru mengumpulkan para siswa di salah satu rumah.

Pelaksanaan home visit oleh mahasiswa PPG yang mengumpulkan beberapa siswa di salah satu rumah.

Dampak baiknya adalah anak termotivasi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Dwita, dkk (2018). Model ini mempunyai kelebihan dan tantangan tersendiri menurut para mahasiswa. Kelebihannya adalah siswa senang dan lebih memahami materi, sedangkan tantanganya adalah praktikan harus mengulang materi yang sama, bahkan ada yang membawa proyektor untuk dapat menyampaikan materi dengan file PPT.

Refleksi (Consultation dan Coaching)

Kegiatan konsultasi dan pembinaan dilakukan dengan cara refleksi yang melihat kembali capaian, kendala, dan upaya solutif yang praktikan/mahasiswa lakukan selama PPL. Praktikan/mahasiswa akan menceritakan ketiga hal tersebut sebagai upaya melakukan introspeksi, interaksi, dan komunikasi dan juga telah diwujudkan dalan jurnal reflektif.

GP dan DPL melengkapi serta memberikan penguatan, sekaligus mengindentifikasi apa yang mungkin diperbaiki atau diperbarui untuk pendampingan berikutnya. Setelahnya diadakan diskusi secara aktif, berbagi pengalaman yang mungkin akan menjadi modal solusi bagi teman lain. Selain itu, DPL dan GP juga berdiskusi dengan mahasiswa tentang cara pendampingan yang mungkin dapat diperbaharui.

Pelaksanaan refleksi dalam pembelajaran.

Tahapan REAKSI di atas telah melibatkan aktivitas NYANTRIK para praktikan. Di setiap tahapan, keterlibatan aktif mahasiswa bukan hanya menyampaikan rencana dan pelaksanaan PPL masing-masing, tetapi juga turut memberikan masukan dan pendapat bagi para mahasiswa lain, yang pada akhirnya mahasiswa mampu melakukan continuing professional development.

Bagi praktikan, mereka akan menjadi terbiasa secara kritis dan berkelanjutan melakukan siklus rencana, pelaksanaan, amatan, dan refleksi secara mandiri dan bermuara pada kebutuhan bahwa siklus tersebut akan dilakukan pada setiap PBM dilakukan, peningkatan menjadi hal wajib yang akan mereka lakukan secara mandiri dan berkelanjutan. Sementara bagi GP dan DPL, proses ini akan menjadi stimulus untuk selalu fleksibel menyikapi pendampingan PPL sehingga yang ideal akan selalu diperbaharui.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.