Oleh Ari Prastiwi, S.Pd, SMP Negeri 2 Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah
Ari Prastiwi mengajarkan siswa SMP Negeri 2 Jeruklegi dalam mendukung mata pelajaran IPA mengenai penurunan sifat. Ia menerapkan pembelajaran sinkronus selama 30 menit di sekolah dan memberi penjelasan mengenai Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mempersiapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” adalah pepatah yang menggambarkan sifat anak tidak jauh dari orangtuanya.
Penurunan sifat ini tidak hanya dapat dilihat dan diamati dari kehidupan dan perilaku sosial sehari-hari. Akan tetapi juga dapat dipelajari dan ditelusuri melalui pelajaran IPA.
Ilmu yang mempelajari penurunan sifat ini mulai dipelajari di kelas IX melalui materi yang termuat dalam Kompetensi Dasar Pewarisan Sifat.
Materi persilangan yang dipelajari siswa tergolong masih sederhana. Meski demikian, materi pelajaran tentang rumus persilangan Mendel yang menjelaskan mekanisme penentuan gamet, persilangan monohibrid, intermediet, dan dihibrid, akan membantu siswa mengenali sifat-sifat dalam dirinya yang mewarisi sifat orang tua mereka. Siswa juga dapat mengenali kelainan atau penyakit yang berpotensi diwariskan orang tua kepada anaknya.
Berbeda dengan praktik pembelajaran biasanya, materi persilangan di SMP Negeri 2 Jeruklegi dipelajari dengan kegiatan pembelajaran kombinasi, yaitu sinkronus dan asinkronus. Ari Prastiwi, S.Pd., fasda pembelajaran Tanoto Foundation Kabupaten Cilacap, sekaligus guru IPA, mengawali pertemuan sinkronus di sekolah dengan alokasi waktu 30 menit.
Dalam rentang waktu ini, kegiatan diisi dengan pembagian dan penjelasan tentang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD inilah yang harus dikerjakan siswa ketika mereka melaksanakan pembelajaran asinkronus atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah.
Pada saat PJJ, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplor beragam informasi dari buku paket yang telah dipinjam dari perpustakaan sekolah. Dalam pelaksanaan PJJ, guru melakukan komunikasi melalui WhatsApp Group.
LKPD yang diberikan kepada siswa adalah tentang aktivitas “Aku Belajar Mengenal Diriku”. LKPD ini diawali dengan pemaparan sifat unik setiap individu yang merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sifat unik dalam diri setiap individu adalah keistimewaan sekaligus ciri khas yang membuat manusia tidak ada yang sama persis satu dengan yang lain. Melalui LKPD ini siswa diajak untuk melaksanakan praktikum di rumah masing-masing. Praktikum dilakukan sesuai intruksi dalam LKPD.
LKPD “Aku Belajar Mengenal Diriku”, terdiri dari tujuan, alat dan bahan, langkah kerja, serta pertanyaan produktif, imajinatif, dan terbuka bagi siswa. Akhirnya, pada penghujung praktikum siswa dapat mengambil kesimpulan dari praktikum yang telah mereka lakukan di rumah.
Tujuan dari LKPD adalah untuk mengetahui sifat-sifat yang diturunkan induk kepada keturunannya. Alat dan bahan yang harus disiapkan siswa di rumah, yaitu: manik-manik 4 warna (dapat diganti dengan sedotan, biji-bijian, atau bahan lain yang dapat berfungsi sama), gelas plastik, perekat, dan spidol.
Praktik kegiatan dimulai dengan memberi tanda setiap gelas plastik dengan nenek dan kakek A, nenek dan kakek B, ibu, ayah dan 4 anak. Kemudian, dengan mata terpejam siswa mengambil 3 buah manik dari nenek dan kakek A untuk dimasukkan ke gelas ibu dan mengambil 3 buah manik dari nenek dan kakek B untuk dimasukkan ke gelas ayah.
Perlakuan yang sama untuk pengambilan pada keempat anak sambil diberi warna. Dari hasil pengamatan yang dilakukan siswa, guru memberikan pertanyaan yang bersifat produktif, imajinatif, dan terbuka.
Pertanyaan yang diberikan, yaitu: “Apakah keempat anak memiliki sifat yang mirip dengan ayah dan ibu? Apakah sifat keempat anak sama persis dengan kedua orangtuanya ataukah ada variasi?”
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan siswa adalah membuat laporan praktikum. Format penulisan terdiri dari judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, alat dan bahan, langkah kerja, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan. Selain membuat laporan praktikum, tiap siswa yang sudah melaksanakan praktikum diwajibkan untuk mengumpulkan foto kolase tahapan praktikum yang sudah dilaksanakan. Foto dilengkapi dengan keterangan langkah kerja yang telah dilaksanakan oleh siswa.
Kegiatan asinkronus dalam PJJ yang dilaksanakan di rumah ini kemudian diberi penguatan dan dilakukan refleksi pada saat pertemuan sinkronus berikutnya. Pada pertemuan sinkronus tersebut, juga diberikan LKPD untuk kompetensi dasar selanjutnya.
Dalam refleksinya, Farih Asfar Faisi menyampaikan, “Dari praktik Aku Belajar Mengenal Diriku, saya jadi tahu sifat-sifat apa saja dari ibu dan bapak yang diwariskan ke saya. Iya seru, saya jadi tahu banyak tentang diri sendiri.”
Artikel ini telah dipublikasikan oleh Tribun Jateng dengan judul “Opini Ari Prastiwi: Aku Mirip Siapa?”, https://jateng.tribunnews.com/2021/11/04/opini-ari-prastiwi-aku-mirip-siapa?page=all