Metode Guru di Kukar untuk Memahami Profesi dan Proses Ekonomi kepada Siswa

Nanang Nuryanto memberikan pembelajaran aktif nan menarik untuk para muridnya melalui pengamatan dan wawancara dalam mendukung materi kegiatan ekonomi di bidang perikanan. Pelajaran lalu dilanjutkan dengan diskusi siswa secara berkelompok dan mempresentasikan hasil diskusinya melalui Zoom untuk membahas jawaban lembar kerja (LK) yang benar.

Siswa melakukan wawancara dengan profesi yang ada di lingkungan siswa dapat menyajikan hasil analisi tentang peran serta kegiatan ekonomi dengan tepat.

Untuk memahami proses ekonomi, ada baiknya memahami pelaku dan peran-peran ekonomi, sehingga memahami bagaimana proses ekonomi beroperasi.

Hal itu disampaikan oleh Guru Sekolah Dasar di daerah Kukar, Kalimantan Timur, Nanang Nuryanto, S.Pd., Wali Kelas V.

Dia jelaskan, untuk memberi pemahaman terkait peran ekonomi melalui pengamatan dan wawancara.

Tujuan Nanang agar 34 siswanya dapat menyebutkan jenis-jenis pekerjaan dan manfaatnya bagi manusia secara tepat, menjelaskan kegiatan ekonomi dalam bidang perikanan dengan tepat.

Juga mendefinisikan produsen, distribusi, dan konsumsi yang tepat, dapat merincikan manfaat kegiatan ekonomi bagi bangsa Indonesia dengan tepat.

Nanang juga mendorong siswanya untuk melakukan wawancara dengan profesi yang ada di lingkungan siswa dapat menyajikan hasil analisis tentang peran serta kegiatan ekonomi dengan tepat.

Nanang membuka dengan kegiatan pendahuluan, siswa dan orang tua berdiskusi lima barang sembako.

“Siswa diminta untuk menanyakan ke orang tua tentang darimana ibu mendapatkan sembako tersebut? Untuk apa ibu membeli sembako tersebut? Berapa harga sembako tersebut?” ungkapnya.

Setelah mendapat jawaban, siswa dibagi menjadi 4 kelompok dengan breakout room dalam Zoom meeting.

Siswa diminta mendiskusikan jawaban yang tepat untuk lembar kerja (LK) yang dibagikan Nanang Nuryanto.

Pada LK, ada dua gambar yaitu petani dan nelayan. Siswa diminta untuk mengisi nama pekerjaannya, apa yang dihasilkan, dan manfaatnya bagi masyarakat luas. Lalu siswa harus mendiskusikan beberapa pertanyaan.

Apa yang terjadi jika dalam suatu negara tidak ada yang berprofesi sebagai petani? Mengapa!

1. Bagaimana cara kita menjaga agar profesi sebagai Petani terus ada di suatu wilayah?

2. Bagaimana cara kita menjaga agar profesi sebagai Petani terus ada di suatu wilayah?

3. Berikut gambar proses kegiatan ekonomi nelayan, pada gambar pertama nelayan menangkap ikan, gambar kedua pelelangan ikan, gambar ketiga ikan diangkut ke kota, gambar keempat pasar ikan, gambar lima ikan dikonsumsi di atas meja. Dari gambar tersebut, siswa diminta menceritakan dan mengidentifikasi gambar mana yang produsen, konsumen, distribusi.

Setelah 30 menit diskusi, siswa kembali ke ruang utama Zoom meeting dan memaparkan hasil diskusinya.

Kholijah menjawab Jika tidak ada petani, kita tidak bisa makan karena petani menghasilkan buah dan sayur, seperti padi, tomat, nanas, pisang.

Jika tidak ada petani, kita tidak bisa makan dengan gizi sempurna, karena kita butuh makan seimbang.

Cara profesi petani tetap ada dengan mempedulikan jasa seorang petani dan mewujudkan kesejahteraan petani.

Nelayan menangkap ikan di laut. Setelah mendapatkan ikan, nelayan menjual ikan tersebut ke pelelangan ikan.

Kemudian ikan dibawa dari pelelangan ikan ke pasar dengan mobil. Lalu, ada orang yang mau membeli semua ikan itu dan dia jual ke pasar ikan. Orang lain (pembeli) membeli ikan tersebut lalu pulang dan dimasak untuk dimakan.

Produsen adalah kegiatan menghasilkan barang atau makanan, contoh produsen adalah nelayan, konsumen adalah orang yang membeli dan menjual ke konsumen lain, contoh konsumen adalah pelelangan ikan, distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran, contoh distribusi adalah pedagang.

Nanang menutup dengan penguatan dan refleksi. Seluruh siswa senang dengan proses pembelajaran ini, karena merasa mengikuti satu proses kesatuan.

Namun, untuk kompetensi dasar ini, Nanang meminta siswa mengerjakan laporan wawancara profesi dan peran ekonomi yang ada di lingkungan sekitar.

Dira Septiana menuliskan laporan wawancara dengan Amiruddin, petani holtikultura di kebun Amiruddin.

Dira mendeskripsikan Amiruddin adalah seorang petani hortikultura sayuran, dan bapak Dira. Amiruddin tinggal di RT 09 desa Santan.

Amir mulai tanam sayur-sayuran sejak 2005, ada jagung, timun, kacang panjang, tomat, cabai.

Pagi hari, Dira mendatangi kebun jagung manisnya. Untuk 5 bungkus jagung manis, Amiruddin membutuhkan modal 1,250,000.

Modal tersebut dipakai untuk membeli bibit, pupuk, pestisida. Amiruddin panen sekitar 70 HST (Hari Setelah Tanam) kurang lebih 2 bulan.

Dari 5 bungkus jagung manis yang ditanam bisa menghasilkan kira-kira 4500-5000 biji (tongkol) dengan harga Rp1000 sampai 1500 per biji.

Sehingga untuk 2 bulan, Amiruddin menghasilkan Rp5,000,000 hingga 6,000,000.

Artikel ini telah dipublikasikan oleh Tribun Kaltim dengan judul “Metode Guru di Kukar untuk Memahami Profesi dan Proses Ekonomi kepada Siswa”, https://kaltim.tribunnews.com/2021/11/11/metode-guru-di-kukar-untuk-memahami-profesi-dan-proses-ekonomi-kepada-siswa?page=all

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.