Menjadi Guru Resiliensi, Tangguh dan Adaptif Teknologi di Usia Senja

Cerita inspiratif seorang guru SMPN 1 Kabupaten Tebo yang tangguh bernama Juliarni. Meskipun sudah berusia senja, ia tetap semangat beradaptasi terhadap teknologi. Juliarni juga mengikuti pelatihan penggunaan aplikasi pembelajaran jarak jauh yang diadakan oleh Tanoto Foundation. Setelah itu ia menyebarkan pengetahuan yang ia dapat kepada teman – teman dan siswanya.  



Murni, seorang guru SMPN 1 Kabupaten Tebo, Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation. 
.

Selama pandemi berlangsung, pembelajaran tatap muka di sekolah berubah menjadi pembelajaran jarak jauh / PJJ yang berdampak tidak hanya kepada siswa, akan tetapi kepada seluruh tenaga pengajar, sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. 

Jika bertanya kepada guru-guru, banyak sekali yang merasakan kesulitan dan bahkan sedih karena banyaknya siswa yang putus sekolah. Banyaknya perubahan ini membuat terjadinya ketimpangan di dunia pendidikan, khususnya sekolah swasta yang menjerit mengeluhkan cara untuk menutupi biaya operasional sekolah dan pembayaran gaji guru. 

Untuk mengatasi permasalahan ini maka sejumlah satuan pendidikan di setiap daerah telah menyatakan zona “aman” Covid-19 untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka terbatas. Hal ini berguna untuk memberantas angka learning loss yang terus meningkat di setiap sekolahnya.

Berjalannya tatap muka terbatas dengan pernyataan zona “aman” tidak berarti keadaan sudah kembali normal dan sepenuhnya aman. Seperti kegiatan di Kabupaten Tebo, walaupun telah dilakukannya pembelajaran tatap muka terbatas sejak 29 Juli 2021, kasus Covid-19 terus meningkat dan harus melihat keadaan lebih lanjut kembali melihat terdapatnya kompleksitas tantangan yang dihadapi guru dan orang tua siswa.

Untuk saat ini, guru-guru di SMPN 1 Kabupaten Tebo juga sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang menjadi tantangan dalam pembelajaran jarak jauh, daring, dan blended learning. Walaupun hal ini dapat menjadi tantangan dan kesulitan, adanya pelatihan dari Program PINTAR Tanoto Foundation yang mengadakan pelatihan aplikasi Zoom dan Google Meet, Murni dapat menyebarkan dan menerapkan pembelajaran dengan siap, resilien dan tangguh.

Menjadi guru yang resilien dan tangguh, ala Juliarni 

Kata resilien merupakan kata yang kuat untuk mencerminkan kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dalam kesusahan atau kemunduran, bahkan kegagalan. Resilien juga sering disebut dengan kata tangguh, yang menggambarkan kegigihan seseorang, khususnya guru di dalam konteks ini. 

Tidak hanya Murni, Juliarni, seorang guru berkelahiran di Palembang 17 Desember 1962 yang juga mengajar di SMPN 1 Kabupaten Tejo ini menjadi sosok guru berumur 59 yang dapat dijadikan contoh. Ditengah masa-masanya menunggu pensiun yang ia akan jalani sekitar satu tahun lagi, dan di tengah keterbatasan penglihatannya setelah operasi mata, bahkan kemampuannya menyerap teknologi yang melemah, ia tetap berusaha menjadi guru yang resilien. 

Juliarni berusaha untuk tidak mempergunakan WhatsApp Group sebagai wadah utama komunikasi, karena ia mengetahui bahwa masih banyaknya wadah lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara interaktif dengan siswa. 

Jika mempertanyakan mengapa Juliarni memutuskan untuk mengutamakan WhatsApp Group, ia memiliki konsep pemikiran bahwa ia tidak mampu lagi untuk mengikuti secara adaptif terhadap teknologi tersebut. Hal ini akan membuatnya menjadi tertinggal jauh dan mengalami kemunduran.

Dengan upaya dan semangatnya, Juliarni mampu melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi Google Classroom untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Ia juga tetap menggunakan WhatsApp Group jika terdapat murid yang ingin bertanya terkait mata pelajaran Matematika.

Salah satu kesan yang mendalam yang bisa ditarik dari pengalaman Juliarni adalah perkataannya yang menyatakan bahwa jika kita telah memahami suatu aplikasi, ternyata hal tersebut dapat memudahkan pekerjaan kita. Terakhir, ia memberikan semangat kepada rekan guru-guru di Indonesia yang berkutip “tetaplah semangat guru-guru Indonesia, pandemi bukanlah halangan untuk tetap berkarya”. Semoga pernyataan dari guru senior, Juliarni dapat memberikan sebuah harapan dan semangat bagi rekan-rekan guru di Indonesia!

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.