Mengajar Terbimbing Menggunakan Pendekatan IAM dalam PPL PPG

Oleh: Faisal dan Wanda Ari Rebowo

Kami mendampingi dan membimbing dua orang mahasiswa PPG Prajabatan yaitu Risa Rahma Utami dan Syafitri Effendi. Risa Rahma Utami PPL di SDN 023891 Binjai, Kota Binjai, Sumatra Utara. Sementara Syafitri Effendi PPL di SDN 165717 Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara.

Pembelajaran semester genap di SDN 023891 Binjai dan SDN 165717 Padang Hulu dilaksanakan secara tatap muka dengan skala terbatas. Artinya, siswa yang masuk setiap kelas dibatasi paling banyak 10 orang atau 1/3 dari jumlah siswa yang ada.

Siswa yang lain belajar di rumah dengan bimbingan orang tua. Dengan kondisi ini, mahasiswa harus merancang perangkat pembelajaran secara daring dan tatap muka skala terbatas secara bersamaan.

Pembelajaran Tatap Muka Skala Terbatas di SDN 023891 Binjai, Sumatra Utara.

Permasalahan yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan PPL PPG Prajabatan di UNIMED terfokus pada pelaksanaan mengajar terbimbing dengan kondisi belajar tatap muka skala terbatas dan daring secara bersamaan. Permasalahan ini muncul karena Guru Pamong (GP) tidak berasal dari sekolah mitra sehingga terkendala jarak, ruang, dan waktu.

Akibatnya, peran GP dalam mengajar terbimbing kurang dirasakan terutama dalam hal pembagian waktu dan materi pembelajaran dengan mahasiswa. Selain itu, interaksi langsung dengan siswa tidak diperoleh karena GP tidak berada di kelas.

Inovasi Praktik Mengajar Terbimbing PPG Prajabatan

Upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam mengajar terbimbing, dilakukan inovasi pembelajaran dengan menghadirkan GP secara virtual dan ditampilkan melalui proyektor. Dengan cara ini, GP dapat menunjukkan perannya sebagai pembimbing yang reflektif.

GP tetap dapat berbagi waktu dan materi secara efektif dengan mahasiswa. Selain itu, terbangun juga interaksi langsung dengan siswa yang belajar secara daring dan tatap muka skala terbatas meskipun hanya secara virtual.

Untuk menerapkan inovasi mengajar terbimbing secara efektif, DPL dan GP menggunakan Pendekatan IAM (Get INSPIRED, ADOPT the strength, and MAGNIFY with your style and character) dalam pembimbingan.

Tahapan Pendekatan IAM dalam Pembimbingan.

Inti dari pendekatan ini adalah mahasiswa tidak sekedar meniru dan mengadopsi apa yang dilakukan oleh GP dalam mengajar, namun juga menekankan penggunaan cara dan gaya sendiri dalam mengajar sesuai dengan karekter masing-masing dan daya dukung sekolah.

Penggunaan pendekatan IAM merujuk pada model CCR (Craft, Competency, and Reflective Model) yang dikembangkan UNIMED dalam PPL PPG Prajabatan. Model ini mengarahkan pelaksanaan PPL diawali dengan proses mengamati contoh-contoh praktik baik yang diberikan DPL dan GP dalam proses pembimbingan dan proses pembelajaran.

Di akhir kegiatan, mahasiswa bersama GP dan DPL melakukan refleksi terkait dengan keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi dilakukan perbaikan berkelanjutan pada proses pembimbingan dan pembelajaran berikutnya (model reflective).

Jenis Pembimbingan

Jenis pembimbingan yang digunakan adalah Collaborative Nested Action Research atau disingkat dengan C-NAR. Jenis pembimbingan ini dikenalkan oleh Program PINTAR Tanoto Foundation (TF). Prosedur yang digunakan dalam pembimbingan ini melalui 4 tahapan kegiatan, yaitu: Design, Implementation, Observation, dan Reflection (DIOR).

a) Design (Desain)

Pada tahap ini, mahasiswa merancang pembelajaran mengajar terbimbing bersama GP dan DPL, di antaranya: analisis karakteristik siswa, kekuatan masing-masing mahasiswa, kesiapan sarana dan prasarana pendukung, dan kondisi pembelajaran terkini di SD mitra, serta pembagian waktu dan materi dengan GP dalam mengajar terbimbing.

b) Implementation (Implementasi)

Tahap ini, mahasiswa melaksanakan praktik mengajar terbimbing bersama GP sesuai dengan rancangan pembelajaran sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan proses pembimbingan menggunakan pendekatan IAM.

Tahap awal, mahasiswa mengamati praktik baik yang dilakukan oleh GP dalam mengajar terbimbing dan menjadikannya sebagai inspirasi. Tahap kedua, mahasiswa mengadopsi kekuatan yang dimiliki GP dalam pembelajaran, di antaranya: cara pengondisian kelas, penggunaan bahan ajar dan media pembelajaran, pembagian kelompok, pelibatan siswa secara aktif, ataupun cara menilai yang efektif.

Tahap ketiga, mahasiswa mengajar terbimbing dengan cara dan gaya sendiri dengan merujuk pada praktik baik yang dilakukan oleh GP dan menyesuaikan dengan daya dukung sekolah.

c) Observation (Observasi)

Pada tahap ini, mahasiswa mencatat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Selain itu, mahasiswa juga mencatat kekuatan dan kelemahan yang ditemui pada saat proses pembelajaran.

Selain itu, DPL dan GP mencatat kekuatan dan kelemahan pembimbingan yang telah dilakukan dengan melihat keberhasilan mahasiswa dalam mengajar dan menemukan solusi dalam setiap permasalahan yang dihadapi.

d) Reflection (Refleksi)

Pada tahap ini, mahasiswa, DPL, dan GP melakukan refleksi bersama terkait dengan keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan mahasiswa dan proses pembimbingan yang telah dilaksanakan DPL dan GP.

Berdasarkan hasil diskusi ini, mahasiswa, DPL, dan GP akan terus melakukan perbaikan berkelanjutan baik dalam proses pembelajaran oleh mahasiswa, maupun proses pembimbingan oleh DPL dan GP.

Merujuk pada hasil diskusi bersama, mahasiswa dan GP melakukan praktik mengajar terbimbing dengan pendekatan IAM seperti pada gambar berikut.

Mengajar Terbimbing dengan Menghadirkan GP dan DPL Secara Virtual dalam Pembelajaran Tatap Muka Skala Terbatas di SDN 023891 Binjai, Sumatra Utara.
Mengajar Terbimbing dengan Menghadirkan GP dan DPL Secara Virtual dalam Pembelajaran Tatap Muka Skala Terbatas di SDN 165717 Padang Hulu, Sumatra Utara.

Berdasarkan gambar tersebut, implementasi pendekatan IAM dalam pelaksanaan mengajar terbimbing dijabarkan sebagai berikut:

I: Get INSPIRED

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa pada tahapan ini adalah mengamati dan menjadikan inspirasi praktik baik GP: (1) menerapkan 8 kemampuan dasar mengajar, (2) mengelola pembelajaran, (3) membangkitkan motivasi belajar siswa, (4) membangun komunikasi efektif dengan siswa, (5) membuat suasana pembelajaran menyenangkan dan interaktif, (6) menggunakan media pembelajaran yang menarik, dan (7) membuat evaluasi pembelajaran.

A: ADOPT the Strength

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengadopsi kekuatan/praktik baik yang dilakukan GP dalam pembelajaran dan melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dalam mengajar terbimbing.

M: MAGNIFY with Your Style and Character

Pada tahap ini, mahasiswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan gaya, kekuatan, dan inovasi masing-masing. Salah satu contoh inovasi yang dilakukan mahasiswa adalah mengembangkan suplemen bahan ajar interaktif dalam bentuk LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dan bahan ajar interaktif yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah.

Respons Positif Mahasiswa

Mahasiswa memberikan respons positif dan tanggapan yang sangat baik terkait dengan pendekatan IAM dalam praktik mengajar terbimbing PPG Prajabatan di UNIMED. Meskipun terkendala oleh jarak, ruang, dan waktu, mahasiswa tetap dapat berkolaborasi dengan GP dalam mengajar terbimbing karena dihadirkan secara virtual dan ditampilkan melalui proyektor.

Selain itu, tanggapan positif lain dari mahasiswa adalah siswa tetap dapat berinteraksi dengan GP meskipun tidak berada langsung dalam ruangan ketika pembelajaran tatap muka skala terbatas dilaksanakan.

Simpulan akhir dari respons mahasiswa di antaranya: (1) pentingnya peran GP dan DPL dalam mengajar terbimbing untuk dijadikan sebagai inspirator pembelajaran, (2) perlunya inovasi pembelajaran oleh mahasiswa dengan mengadopsi kekuatan GP dan DPL, (3) pentingnya melakukan praktik pembelajaran dengan cara, gaya, dan kekuatan sendiri, dan (4) pentingnya melakukan perbaikan berkelanjutan dalam setiap pembelajaran di kelas.

Manfaat Inovasi di Lapangan

Implementasi pendekatan IAM dalam praktik mengajar terbimbing dengan menghadirkan GP secara virtual sangat dirasakan manfaatnya bagi mahasiswa dan siswa di SD mitra.

Bagi mahasiswa, kekuatan yang dimiliki oleh GP dalam pembelajaran dan DPL dalam pembimbingan dapat dijadikan inspirasi dalam pembelajaran. Mahasiswa juga sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan mengadopsi kekuatan GP dan DPL, namun tentu dengan cara dan gaya yang berbeda.

Bagi siswa, dapat menerima pembelajaran secara efektif, baik dari mahasiswa maupun GP karena tetap dapat berinteraksi secara langsung dengan GP meskipun secara virtual. Sisi positif lainnya adalah siswa senang dan tertarik dengan pembelajaran karena diajar oleh GP yang notabene-nya bukan berasal dari sekolah mitra dan dihadirkan secara virtual sehingga memberikan suasana baru dalam pembelajaran.

Inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengajar juga memberi warna berbeda dalam pembelajaran karena tidak persis sama dengan cara yang dilakukan oleh GP dalam mengajar.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.