Oleh Titien Suprihatien, Guru IPA SMPN 11 Kabupaten Batanghari, Jambi
Titien memberikan sebuah pengajaran terkait penentuan gaya Lorentz. Dalam hal ini, ia mengajak para siswa untuk berdiskusi melakukan percobaan, mengamati, dan membuat portfolio hasil pembelajaran.
Pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang waktunya terbatas, disiasati dengan mengintegrasikan pembelajaran daring agar tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal. Di SMP Negeri 11 Batanghari penerapan PTM terbatas dilaksanakan selama 3 jam dalam satu hari dengan durasi 30 menit untuk satu jam pelajaran.
Jumlah siswa di setiap kelas rata-rata hanya 17 orang, sehingga tidak membagi siswa dalam dua sesi pembelajaran. Pembelajaran dilengkapi dengan pembelajaran daring melalui WhatsApp Group (WAG), Zoom, atau Facebook Group untuk menutupi kekurangan durasi belajar di sekolah.
Dalam pembelajaran, berusaha untuk konsisten memfasilitasi siswa agar belajar aktif dengan pendekatan metode ilmiah. Seperti pada materi kemagnetan di kelas IX. Sebelum pembelajaran disiapkan lembar kerja (LK) yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menentukan besar dan arah gaya Lorentz melalui kegiatan percobaan dengan tepat.
Menyiapkan Praktik Melalui WAG
Sebelum memulai pembelajaran di sekolah, terlebih dahulu menyampaikan informasi melalui WAG. Informasi tentang tujuan pembelajaran, alat dan bahan yang dibutuhkan, mengirimkan bahan bacaan, dan menyampaikan informasi tentang pembagian kelompok. Kemudian membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang agar lebih mudah dalam menjaga jarak ketika berpraktik.
Dimulailah pembelajaran dengan mengemukakan sebuah masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu bagaimanakah menentukan besar dan arah gaya Lorentz.
Kemudian siswa diminta untuk membuat dugaan atau hipotesis, berdasarkan pengetahuan awal yang mereka dapat dari bacaan yang sudah dikirimkan di WAG.
Untuk menguji hipotesisnya, siswa harus merancang percobaan sendiri. Sebagai pedoman bagi mereka, memodelkan cara kerja ayunan Lorentz dari hasil karya siswa tahun lalu.
Setelah mengamati bagaimana ayunan Lorentz bekerja, siswa berdiskusi untuk merancang percobaan sendiri. Mereka merancang langkah kerja untuk membuat ayunan Lorentz yang akan digunakan untuk menentukan besar dan arah gaya Lorentz.
Merangkai Alat Percobaan Sendiri
Siswa merangkai ayunan Lorentz diatas kardus yang dilapisi kertas sampul. Alat yang dibutuhkan adalah batang penyangga, kawat tembaga, tiga buah magnet, tiga buah baterai, mistar, dan aluminium foil.
Mereka merangkai ayunan Lorentz dengan membuat peyangga seperti ayunan. Kemudian lempengan aluminium foil dijadikan tempat duduk ayunan itu, yang dihubungkan dengan kawat tembaga. Kawat tembaga pada bagian kiri dan kanan dililitkan membentuk kumparan. Ujung kawat tersebut dihubungkan dengan baterai dan tepat di bawah ayunan diletakkan magnet.
Untuk lebih menarik perhatian siswa, pengajar mengajukan pertanyaan: “apa yang akan terjadi dengan kawat ketika aluminium dialiri arus listrik di dekat medan magnet?” Siswa memprediksi jawaban kemudian mencari jawaban sebenarnya melalui percobaan.
Mengamati Hasil Percobaan
Saat melakukan percobaan, siswa diminta mengambil data dan menuliskannya pada tabel yang sudah tersedia pada LK. Mereka mengamati simpangan yang terjadi atau jarak antara kedudukan benda yang berayun sampai kembali pada kedudukan keseimbangannya, sebagai dampak aluminium dialiri arus listrik di dekat medan magnet.
Siswa juga diminta memvariasikan jumlah magnet dan jumlah baterai yang digunakan kemudian mengamati simpangan yang terjadi.
Kemudian kembali mengajukan pertanyaan kepada siswa. “Apa yang akan terjadi dengan gaya Lorentz, bila arus listrik diperbesar dengan menambah baterai, medan magnet diperbesar dengan menambah magnet dan kawat berarus listrik diperpanjang.
“Ternyata semakin besar arus listrik semakin besar gaya Lorentz, semakin besar medan magnet, gaya Lorentz yang dihasilkan juga semakin besar. Semakin panjang kawat berarus listrik yang ada dalam medan magnet maka gaya Lorentz juga semakin besar,” kata Siti Aulia Sari salah seorang perwakilan kelompok siswa.
Karena waktunya pendek, terkadang tidak semua kelompok selesai melakukan percobaan. Mereka bisa melanjutkan diskusi lewat WhatsApp Group (WAG) kelompok dan melanjutkan presentasi pada pertemuan berikutnya.
Walaupun kegiatan percobaan ini dilakukan perkelompok, pembuatan laporan dibuat individu untuk mengetahui hasil belajar masing-masing siswa. Foto-foto Hasil karya berupa ayunan Lorentz dan laporan kelompok (LK) serta laporan individu dan presentasi hasil percobaan siswa bisa dikirimkan ke WAG kelas. Finalnya semua itu akan dijadikan buku karya pribadi siswa yang dibuat manual.
Buat Portofolio Pembelajaran
Agar guru dan siswa bisa melihat perkembangan hasil belajar, hasil karya siswa diberikan umpan balik dan dikumpulkan untuk menjadi portofolio pembelajaran. Kumpulan hasil karya siswa tersebut digabungkan dengan perangkat pembelajaran yang dibuat guru, yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja (LK), hasil karya siswa (laporan percobaan siswa, laporan hasil pengamatan, dll), hasil penilaian, dan analisis pembelajaran.
Portofolio tersebut dipajang di kelas dan siswa bisa mempelajarinya. Portofolio ini juga dapat membantu proses akreditasi sekolah kami, terutama sebagai bukti fisik dari standar proses untuk menunjukkan kumpulan hasil belajar siswa. Juga menjadikannya sebagai bahan refleksi untuk merancang pembelajaran yang lebih baik di pertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi dilakukan di WAG, dengan mengirimkan link untuk diisi oleh siswa.
Artikel ini telah dipublikasikan oleh Antara Jambi dengan judul “Menentukan Besar dan Arah Gaya “Lorentz” dalam Pembelajaran Campuran“, https://jambi.antaranews.com/berita/474613/menentukan-besar-dan-arah-gaya-lorentz-dalam-pembelajaran-campuran