Membuat Pantun yang Mengandung Nasehat Kehidupan Bermasyarakat

Oleh Nurgusna, S.Pd.Sd., SDN 07/X Parit Culum 1, Kecamatan Muara Sabak Barat, Jambi

Untuk meningkatkan kesadaran penerapan protokol kesehatan, Nurgusna mengajak siswanya untuk membuat pantun nasehat ketika pembelajaran tatap muka dilakukan. Hal ini ia lakukan berkat Program PINTAR Tanoto Foundation yang mendorong siswa untuk lebih berani dalam berpendapat, bertanya, dan berkomunikasi.

Siswa mendiskusikan pantun di depan kelas.

Pelaksanaan pembelajaran yang dirasakan saat ini adalah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), setelah sekian lama mereka menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sebagian dari mereka merasakan kesulitan dalamĀ menerima dan memahami materi yang diberikan guru melalui WhatsApp Group (WAG) maupun melalui Zoom, karena terkendala keterbatasan SDM dan keterbatasan sarana pra sarana, ini khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas lima SD.

Untuk itu pada saat PTM dilaksanakan di sekolah, siswa diajak untuk mengeluarkan ide – idenya dalam membuat pantun nasehat dengan tetap menerapkan protokol kesehatan memakai masker, menutup wajah, selalu mencuci tangan/menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak ketika berada di ruangan kelas.

Berbekal pelatihan yang didapatkan lebih kurang sudah memasuki tahun ke-3 dari Program PINTAR Tanoto Foundation, di dalam pembelajaran iniĀ  mendorong siswa lebih berani untuk mengeluarkan pendapat, bertanya, dan berkomunikasi, baik itu dengan guru maupaun sesama teman sekelas.

Dan yang lebih penting lagi di dalam pembelajaran selalu melibatkan keaktifan siswa. Seperti pada materi membuat pantun dan maknanya, sebelum pembelajaran saya sudah menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencari tahu tentang Pantun Nasehat, siswa dapat menjelaskan makna pantun, bagian-bagian pantun, ciri-ciri pantun dengan benar, kemudian siswa dapat membuat pantun nasehat dalam bermasyarakat dan maknanya dengan tepat.

Di awal pembelajaran siswa diminta untuk berbagi pengalaman tentang pantun. Kemudian siswa menjelaskan bahwa pantun terbagi menjadi pantun anak, pantun muda, dan pantun tua.

Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang anggotanya masing-masing 4-5 orang. Mereka telah mempersiapkan satu contoh dari masing-masing mereka tentang pantun nasehat dalam bermasyarakat yang didapat dari buku ataupun internet.

Mengamati Pantun Nasehat

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa memahami contoh pantun nasehat dalam bermasyarakat yang dibawa masing-masing dari rumah. Siswa diminta menjelaskan makna dan bagian bagian pantun beserta ciri-ciri pantun tersebut dengan benar.

Salah satu kelompok siswa diminta ke depan kelas untuk membuat pantun dan maknanya lalu membacakannya di depan kelas. Dilanjutkan dengan kelompok lain yang menanggapi apakah pantun yang dibacakan kelompok temanmu tadi sudah termasuk pantun nasehat dalam bermasyarakat?

Mereka juga melihat apakah makna pantun sudah sesuai dengan tema pantun? Ternyata pantun nasehat dan maknanya yang dibacakan dari salah satu kelompok diatas sudah benar dengan maknanya. Jawaban yang diberikan kelompok lain juga sudah memuaskan.

Langkah selanjutnya, secara kelompok siswa mengembangkan idenya dalam membuat pantun nasehat dan maknanya dalam kehidupan bermasyarakat. Ternyata siswa/siswi bersemangat untuk membuat pantun nasehat dan mencurahkannya dalam LKPD kelompok masing-masing.

Senang sekali melihat respon siswa/siswi yang luar biasa, sebagian besar sudah berani mengeluarkan pikiran dan ide-ide mereka tanpa ada rasa takut dan was-was. Hal ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya, mereka banyak diam dan enggan berbicara untuk mengungkapkan pikirannya, karena mereka takut salah untuk menjawab, akan tetapi sekarang mereka sudah berani untuk berpendapat.

Kemudian setelah semua kelompok selesai membuat tugas yang mereka kerjakan, masing-masing kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Adapun unsur-unsur penilaian pada tahap ini adalah: Kesesuaian tema dengan isi pantun ataupun maknanya, bersajak a-b-a-b, jumlah suku kata 8-12 setiap baris, penggunaan kata dan ungkapan yang indah, nada dan intonasi yang sesuai.

Di akhir pembelajaran saya meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah diterima pada hari ini dan siswa diberi penguatan dari jawabannya.

Artikel ini telah dipublikasikan oleh Antara Jambi dengan judul “Membuat Pantun yang Mengandung Nasehat Kehidupan Bermasyarakat”, https://jambi.antaranews.com/amp/berita/480065/membuat-pantun-yang-mengandung-nasehat-kehidupan-bermasyarakat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.