Oleh Irmawati, S.Pd., Guru kelas 4A SDN 015/V, Tanjung Jabung Barat, Jambi
Irmawati, seorang guru di SDN 015/V Serdang Jaya mengajak para siswa untuk bekerja kelompok dan membuktikan sifat-sifat cahaya dalam mendukung mata pelajaran IPA setelah mendapatkan pelatihan dari Program PINTAR Tanoto Foundation. Irmawati lalu memanfaatkan WA Grup untuk informasi, lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk panduan laporan, dan menerapkan MIKiR selama masa pembelajaran.
Siswa bekerja sama di kelompok kecil dengan menerapkan protokol kesehatan, mereka merangkai alat peraga percobaan untuk membuktikan sifat-sifat cahaya pada Mapel IPA.
Pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang waktunya terbatas, saya mengintegrasikannya dengan pembelajaran daring agar tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal. Di sekolah kami, penerapan PTM terbatas dilaksanakan mulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 10.00 dalam satu hari dengan durasi 1 pembelajaran setiap pertemuan yang terdiri dari dua sampai tiga mata pelajaran setiap hari.
Dalam pembelajaran, saya berusaha untuk konsisten memfasilitasi siswa agar belajar aktif dengan pendekatan metode MIKiR. Seperti pada materi sifat-sifat cahaya di kelas IV.
Sebelum pembelajaran saya sudah menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang berfungsi untuk memandu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat mengidentifikasi dan menyebutkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indra penglihatan dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan dengan tepat.
Menyiapkan Praktik
Sebelum memulai pembelajaran di sekolah, saya terlebih dahulu menyampaikan informasi melalui grup WhatsApp. Informasi tentang tujuan pembelajaran, alat dan bahan yang dibutuhkan, mengirimkan bahan bacaan, dan menyampaikan informasi tentang pembagian kelompok. Saya membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang agar lebih mudah dalam menjaga jarak ketika berpraktik.
Saya memulai pembelajaran dengan mengemukakan sebuah masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu: pada percobaan sifat cahaya dapat merambat lurus, jika karton di geser, maka apa yang akan terjadi?
Kemudian siswa diminta untuk membuat dugaan atau hipotesis, berdasarkan pengetahuan awal yang mereka dapat dari bacaan yang sudah saya kirimkan di WAG.
Untuk menguji hipotesisnya, siswa harus melakukan percobaan sendiri. Sebagai pedoman bagi mereka, saya memodelkan cara kerja tentang percobaan yang ingin dilakukan dengan media pembelajaran yang telah saya siapkan sebelumnya.
Setelah mengamati demonstrasi yang dilakukan, siswa berdiskusi untuk merancang percobaan sendiri. Mereka merancang dan membuat hasil pengamatan yang mereka lakukan, mulai dari nama percobaan, tujuan percobaan, alat dan bahan serta hasil pengamatan.
Siswa merangkai alat percobaan mereka yang terbuat dari kardus bekas dan lilin untuk percobaan 1, kaca berbahan plastik bening dan senter untuk percobaan 2. Kaca dan senter untuk percobaan 3 dan gelas bening yang berisi air serta sebuah pensil untuk percobaan ke 4.
Untuk lebih menarik perhatian siswa, saya mengajukan pertanyaan: “apa yang akan terjadi jika kertasnya pada percobaan di geser? Kemudian apa yang terjadi pada cahaya menembus benda bening, jika gelas bening digantikan dengan gelas berwarna gelap?” Siswa memprediksi jawaban kemudian mencari jawaban sebenarnya melalui percobaan.
Mengamati Hasil
Saat melakukan percobaan, siswa saya diminta untuk mengisi hasil pengamatan yang sudah tersedia di LKPD. Siswa melakukan percobaan pertama, kedua, ketiga, dan keempat kemudian menuliskan laporan percobaannya pada LKPD yang telah di sediakan. Siswa juga di minta menjawab pertanyaan hipotesis sebelumnya dengan melakukan pembuktian melalui percobaan yang dilakukan.
- Apa yang akan terjadi jika karton digeser?
- Apa yang terjadi jika benda bening diganti dengan benda tak bening?
- Apa yang terjadi jika kaca diganti dengan karton hitam?
“Ternyata jika karton-nya digeser pada percobaan 1, maka cahaya tidak dapat terlihat, kata Raziq perwakilan dari kelompok senter. Kemudian pada percobaan 2 jika benda bening diganti menjadi benda yang tak bening hasilnya cahaya tidak dapat tembus pada sisi sebelahnya kata Praja perwakilan dari kelompok Matahari. Kemudian jika kaca diganti dengan karton kemudian senter diarahkan ke karton tersebut, hasilnya cahaya tidak dapat di pantulkan jawab Acca perwakilan dari kelompok lilin.
Karena waktunya singkat, terkadang tidak semua kelompok mendapatkan kesempatan mempresentasikan hasil kerja mereka. Hanya perwakilan dari beberapa kelompok saja. Hasil dari pengamatan dan karya siswa di pajang di pojok karya di kelas kami tercinta.
Agar guru dan siswa bisa melihat perkembangan hasil belajar, hasil karya siswa di pajang di pojok karya. LK (lembar kerja) dan beberapa hasil pengamatan siswa serta hasil belajar siswa sebagian di kumpulkan menjadi satu dan dijadikan sumber bacaan bagi siswa siswa khususnya siswa kelas IV A dan umumnya bagi sahabat dari kelas lain yang terkadang menyempatkan diri untuk berkunjung di sela waktu istirahat sekolah.
Hasil karya siswa dan hasil belajar siswa tersebut juga dapat membantu proses akreditasi sekolah kami, terutama sebagai bukti fisik dari standar proses. Saya juga menjadikannya sebagai bahan refleksi untuk merancang pembelajaran yang lebih baik di pertemuan selanjutnya.Kegiatan refleksi dilakukan di WAG, dengan mengirimkan link untuk diisi oleh siswa.
PTM terbatas dengan waktu pertemuan 30-60 menit, dan pembelajaran dilakukan juga melalui WhatsApp dan video pembelajaran.
Artikel ini telah dipublikasikan oleh Antara Jambi dengan judul “Melakukan Pembuktian Tentang Sifat-sifat Cahaya”, https://jambi.antaranews.com/berita/477781/melakukan-pembuktian-tentang-sifat-sifat-cahaya