Implementasi Pendekatan School Based Learning dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Oleh: Agus Muhidin dan Yunus Abidin

Memanfaatkan live streaming YouTube untuk mengajak siswanya berinteraksi secara langsung melalui kolom komentar.

Program PPL PPG diselenggarakan dengan tujuan administratif sesuai (UUDG) agar guru yang telah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau minimal D-IV dapat dinyatakan profesional dengan mendapatkan sertifikat pendidik.

Dalam kegiatan ini LPTK menjalin kemitraan dengan sekolah tempat PPL dengan diterbitkannya SPK yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berlaku selama 5 tahun; LPTK sebagai lembaga pengirim mahasiswa PPL dengan dibimbing seorang DPL.

Pihak sekolah sebagai mitra akan memberikan fasilitas kerja lapangan dalam rangka membantu LPTK dalam kegiatan pengalaman profesi bagi calon guru. Fasilitas yang diberikan merupakan fasilitas kegiatan belajar mengajar dan bimbingan bagi mahasiswa yang dilakukan pimpinan lembaga, koordinator guru pamong, guru, dan guru pamong.

PPL PPG dalam konteks mahasiswa merupakan mata kuliah dan termasuk bagian persyaratan ujian kelulusan untuk mendapatkan sertifikat pendidik (serdik) dengan melakukan pengalaman langsung sedangkan dalam konteks sekolah mahasiswa merupakan guru yang harus memberikan layanan terbaik terhadap siswa ketika melakukan PBM.

Kegiatan PPL PPG diselenggarakan selama satu semester yakni di semester genap tahun pelajaran 2020/2021. SDN 124 Hanura merupakan sekolah mitra tempat diselenggarakannya PPL. Bersamaan dengan kegiatan tersebut KBM di SDN 124 Hanura, Kota Bandung mengharuskan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Berdasarkan berbagai pertimbangan kegiatan yang dilakukan SDN 124 Hanura adalah PBM kombinasi daring dan luring. Daring dilakukan dengan menggunakan metode synchronous melalui pesan singkat di WAG dan asynchronous melalui Google Form dan video (YouTube). Adapun kegiatan luring dilakukan melalui kunjungan kelompok kecil berdasarkan daerah. Selain itu diberikan juga modul dan buku tema sebagai bahan belajar dan tugas mandiri untuk kegiatan tindak lanjut.

Tantangan yang dihadapi

Sejalan dengan modus pembelajaran jarak jauh yang dikembangkan, penyelenggaraan PPL berlangsung pada saat yang sangat sulit dalam segala aspek pelaksananya. Secara khusus Pelaksanaan PPL di SDN 124 Hanura menghadapi beberapa kesulitan sebagai berikut.

1. Tidak ada pengalaman pembelajaran PJJ di periode sebelumnya.

2. Terdapat 4% siswa yang tidak mempunyai alat komunikasi.

3. Sebanyak 3% daerah tempat tinggal siswa tidak memiliki jaringan internet.

4. Terbatasnya kemampuan sekolah, guru, dan ketersediaan sarana dan prasarana internet termasuk cara penggunaannya.

5. Mahasiswa PPL PPG harus melakukan observasi, mengajar, dan melakukan evaluasi secara online.

6. Kegiatan bimbingan GPL, GP dilakukan jarak jauh.

7. Kegiatan belajar tidak bisa diobservasi secara langsung.

8. Kemampuan mahasiswa dalam merancang RPP masih fokus terhadap RPP tatap muka.

9. Instrumen penilaian yang distandarkan UPI merupakan penilaian PBM tatap muka.

Inovasi yang Dikembangkan

Secara umum beberapa inovasi yang dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala yang ditemukan adalah (1) inovasi komunikasi yakni inovasi selama proses bimbingan antara DPL, GP, dan Mahasiswa, (2) inovasi proses belajar mengajar, (3) inovasi observasi, dan (4) inovasi dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Kegiatan pendahuluan PPL PPG biasa diawali melalui serah terima mahasiswa kepada sekolah dan dilanjutkan perkenalan serta observasi. Kebutuhan tersebut sangat penting untuk mengetahui kondisi dan iklim sekolah tempat PPL. Karena kondisi tidak memungkinkan, serah terima dilakukan melalui virtual WM.

Proses komunikasi virtual ini secara nyata dapat menjembatani kebutuhan proses komunikasi antara DPL, GD, mahasiswa dan pihak sekolah. Inovasi penggunaan komunikasi virtual pertama kali digunakan oleh pihak sekolah untuk menjelaskan kondisi sekolah secara lengkap. Selama acara ini mahasiswa juga dipersilahkan mengajukan pertanyaan bila ada yang dirasa perlu diajukan. Secara umum kegiatan ini memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan proses observasi sekolah.

Selain digunakan pertemuan tatap maya sebagai media komunikasi, Dosen, GP, mahasiswa, dan pihak sekolah juga membentuk kelompok komunikasi menggunakan WhatsApp. Pembentukan komunikasi kelompok ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengikuti seluruh informasi yang ada di sekolah dan merasa menjadi bagian keluarga sekolah. Aplikasi WhatsApp juga digunakan untuk komunikasi bimbingan secara intens antara guru pamong, dosen pembimbing, dan mahasiswa.

Dengan digunakannya piranti yang tepat untuk komunikasi, proses observasi, bimbingan, konferensi, hingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas hampir tidak mendapat hambatan yang berarti. Mahasiswa tetap mampu mengenal konteks sekolah secara utuh sebagai dasar dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran berdasarkan kasus nyata yang ditemukan di sekolah.

Proses ini mampu pula melibatkan mahasiswa secara utuh dalam kegiatan mengajar dalam kelas. Hal tersebut bisa dilakukan mulai dari sebagian kecil, keterlibatan lebih besar dalam pengelolaan kelas sampai penyerahan tugas penuh terhadap peserta PPL. Keterlibatan kecil yang dimaksud adalah pada saat guru kelas mengajar dan mahasiswa menyaksikan guru kelas mengajar.

Tahap awal ini dilakukan agar mahasiswa benar-benar melakukan observasi terhadap siswa dan proses PBM sehingga bisa dicontoh atau referensi ketika dirinya mengajar. Keterlibatan lebih besar dilakukan ketika mahasiswa melakukan pembelajaran di bawah observasi guru kelas. Kelas penuh adalah tahapan mahasiswa mampu mengajar secara mandiri. Seluruh proses ini dapat berjalan karena inovasi komunikasi yang dipilih selama pelaksanaan PPL.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.