Dulu Hal Ini Tidak Terjadi di Kelas Saya

Oleh Paren Mahaja

Dosen Universitas Riau

Mahasiswa melakukan kunjung karya. Pada kegiatan ini, setiap kelompok secara bergantian berkeliling mengunjungi hasil karya dari kelompok lain untuk saling belajar dan memberi masukan.

Saya mengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Materi perkuliahan kali ini tentang demokrasi untuk mahasiswa semester dua. Saya menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKiR yang baru saja saya dalami pada pelatihan untuk dosen LPTK mitra Tanoto Foundation. Pelatihan ini diperuntukkan dosen-dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Sebelum saya mengerti tentang MIKiR ini, kegiatan perkuliahan yang saya bawakan sangat kaku dan membosankan. Perkuliahan hanya dilakukan dengan membaca buku secara bersama, saya berceramah dengan materi yang harus saya siapkan sendiri. Sangat melelahkan dan membuat perkuliahan tidak aktif. Saya sendiri merasa tidak puas terhadap capaian pemahaman dari mahasiswa.

Dalam hati saya berkata, “Saya sudah capai mencarikan bahan materi, membuat presentasi, berkoar-koar di ruangan, tapi kok masih belum paham dengan materi kuliah saya.” Sungguh membuat saya frustasi. Setelah ikut pelatihan dan kembali ke kampus, saya masih ragu menerapkan MIKiR ini. Keraguan saya karena MIKiR mengedepankan konsep mahasiswa aktif atau student center. “Mungkin saya harus mencoba hal baru,” setidaknya begitu kata hati saya.

Dari pelatihan yang saya ikuti dan hasil praktik mengajar di kampus, saya mencoba menguatkan untuk menerapkan MIKiR ini. Langkah-langkah perkuliahan saya mulai dengan membagikan mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil. Kemudian saya meminta mahasiswa membaca senyap. Bacaannya saya ambil dari buku pendidikan kewarganeraan dan sumber lainnya yang mahasiswa bisa dapatkan di internet. Ada juga yang mengambil beberapa contoh kasus yang berhubungan dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Setelah 15 menit membaca, saya memberikan pertanyaan kepada semua kelompok. Untuk sesi 1, pertanyaannya adalah bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia? Saya batasi waktu mereka berdiskusi selama 7 menit. Kemudian saya memberikan pertanyaan kedua. Apakah sistem demokrasi di Indonesia sudah sesuai dengan ideologi Pancasila? Dua pertanyaan ini saya berikan supaya mahasiswa bisa lebih terbuka dalam berpikir dan memberikan penilaian terhadap referensi bacaan mereka.

Mahasiswa berdiskusi dengan sesama anggota kelompoknya. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya pada kertas yang disediakan. Hasil diskusi ditempelkan di dinding ruangan beserta satu orang mahasiswa yang akan membantu menjelaskan kepada kelompok lain pada saat kunjung karya. Kunjung karya adalah kegiatan mengunjungi hasil kerja dari kelompok lain secara berkeliling. Mahasiswa bisa memberi pertanyaan dengan menempelkan pada pajangan hasil karya.

“Demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan baik hal itu ditandai dengan masyarakat langsung bisa memilih pemimpinnya sendiri. Masyarakat juga bisa menyampaikan aspirasinya langsung kepada pemerintah atau wakil rakyatnya. Hanya saja sistem demokrasi di Indonesia belum sesuai dengan ideologi Pancasila karena belum mencapai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian penjelasan salah satu kelompok pada kelompok lainnya saat kegiatan kunjung karya. Tentu saja pendapat ini menuai respons yang berbeda dari mahasiswa lainnya.

Setelah berkeliling ke kelompok yang lain dan juga mencatat semua pertanyaan untuk kelompoknya, semua mahasiswa kembali duduk ke meja masing-masing. Sambil memberikan sedikit penguatan dari hasil diskusi mereka, saya memberikan kesempatan untuk kelompok menanyakan pertanyaan yang menurut mereka perlu penjelasan lebih lanjut.

Sampai di akhir perkuliahan kami melaksanakan refleksi terhadap apa yang kami pelajari hari ini. Proses seperti ini yang dulunya tidak terjadi di kelas saya. MIKiR sangat cocok diterapkan di tingkat mahasiswa karena mereka langsung bisa menemukan permasalahan yang sesuai atau tidak sesuai dengan materi yang telah dibaca. Ada refleksi di setiap pembelajaran sehingga dapat memberi masukan untuk perbaikan perkuliahan berikutnya.

Saat kegiatan diskusi, mahasiswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil agar kegiatan kerja kelompok menjadi lebih efektif dan mahasiswa bekerja secara kooperatif.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.