Faktanya, banyak dari orang tua generasi alfa adalah generasi milenial, yang notabene sudah melek teknologi. Jadi tidak heran kalau generasi alfa sudah punya jejak digital bahkan sebelum mereka lahir.
Dalam beberapa tahun terakhir, kita mulai sering mendengar istilah generasi alfa untuk mengidentifikasi mereka yang lahir dari tahun 2010 dan seterusnya.
Diberi nama dari huruf pertama dalam alfabet Yunani, generasi alfa disebut sebagai kelompok pertama yang akan menggunakan teknologi sepanjang hidup mereka.
Rizky Ardi Nugroho, seorang entrepreneur dan content creator yang sehari-hari bergelut dengan teknologi mengungkapkan bahwa teknologi telah berdampak bagi tumbuh kembang dua anaknya. “Saya sebagai orang tua juga masih khawatir jika anak mengakses informasi negatif di internet,” tambahnya.
Menurut Diena Haryana, pendiri Yayasan Semai Jiwa, menjadi orang tua adalah perjalanan yang tidak pernah berakhir, orang tua milenial dapat melakukan hal berikut untuk menghadapi tantangan tersebut.
Mendampingi anak saat menggunakan internet
Sebagian besar orang tua milenial tahu cara menggunakan perangkat teknologi. Namun, tidak semuanya bisa mendidik anaknya tentang cara menggunakan gawai yang benar.
Diena mengatakan ada tiga jenis orang tua milenial, yaitu orang tua dengan literasi digital rendah yang membolehkan anak mengakses internet dengan sedikit atau tanpa pengawasan, orang tua yang paham teknologi tapi membiarkan anak menggunakan gawai tanpa pengawasan, dan orang tua yang paham teknologi dan ikut mendampingi anaknya dalam penggunaan internet mereka.
Di antara ketiganya, Diena mengatakan pola asuh terbaik adalah mereka yang mendampingi anaknya saat menggunakan internet. Dengan mendampingi anak Anda beraktivitas online, Anda dapat mengedukasi mereka tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di internet. Diena mengatakan bahwa itu akan membantu mereka menavigasi internet dengan lebih baik ketika mereka dewasa.
Selain itu, orang tua juga dapat mengetahui minat anak dan cara mereka menggunakan gawai untuk mendukungnya. Terakhir, orang tua juga dapat mendidik anak tentang keamanan internet dan melindungi mereka dari berbagai ancaman di dunia maya.
Dukung minat anak dengan batasan yang jelas
Rizky berbagi pengalaman bahwa putri sulungnya senang membuat sketsa dan kerap menghabiskan berjam-jam menonton video tutorial online. “Anak saya tahu apa yang dia inginkan, dan dia akan mengejarnya sampai dapat,” ungkap Rizky.
Sebagai seorang ayah, dia tidak ingin menghentikan putrinya untuk belajar, tetapi terkadang, dia merasa khawatir jika putrinya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk gawainya.
Untuk situasi seperti ini, orang tua sebenarnya dapat mengizinkan anak menggunakan internet untuk memupuk minat mereka, tetapi dengan batasan. Salah satunya dengan membatasi screen time.
Diena menyarankan orang tua untuk menetapkan aturan dan memberi anak waktu layar maksimum dua jam setiap hari untuk mencegah mereka menghabiskan terlalu banyak waktu online.
Namun, penting juga untuk menjelaskan alasan di balik aturan tersebut, misalnya dampak cahaya biru, agar anak mengerti mengapa orang tua menetapkan batasan ini.
Dorong anak untuk terlibat dalam aktivitas dunia nyata
Salah satu ciri dari generasi alfa adalah mereka lebih cenderung bergantung pada teknologi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu mereka terlibat dalam aktivitas dunia nyata.
“Kami tidak ingin mereka merasa terlalu nyaman di dunia digital… yang akhirnya membuat mereka merasa tidak membutuhkan dunia nyata lagi,” kata Diena.
Salah satu caranya adalah dengan memperkenalkan mereka pada berbagai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh, seperti olahraga. Selain itu, para orang tua juga diimbau untuk membuat suasana yang nyaman di dunia nyata, agar anak tidak selalu berlama-lama di dunia digital.