Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Anak Usia SMP

Anak yang baru memasuki jenjang SMP, terutama di tahun pertama sekolah, rentan mengalami kesulitan ketika belajar. Hal tersebut biasanya disebabkan karena perubahan fisik dan emosional pada tubuh anak SMP atau yang biasa kita kenal dengan masa pubertas.

Anak usia SMP rentan sulit belajar karena banyak faktor, termasuk pubertas.

Ketika anak memasuki masa pubertas, orang tua sebisa mungkin dapat mengakomodasi kebutuhan anak. Salah satu cara termudah adalah dengan mengajak diskusi anak tentang perkembangan yang sedang dialami mereka.

Diskusi pubertas secara terbuka

Mendiskusikan perkembangan anak dapat dilakukan dengan cara mencari tahu apakah anak memahami perubahan di dalam dirinya. Orang tua dapat bertanya apakah sekolah memberikan pemahaman soal pubertas pada anak? Atau apa saja yang dikatakan guru dan teman-teman soal perubahan yang dialami anak tersebut.

Setelah orang tua mengetahui informasi yang dimiliki anak tentang pubertas, selanjutnya orang tua dapat memberikan fakta dan membenarkan informasi yang kurang tepat soal pubertas. Misalnya dengan memberikan fakta bahwa semua orang mengalami pubertas, tetapi tidak selalu dengan kecepatan yang sama.

Orang tua dianjurkan untuk menggunakan percakapan yang sifatnya santai untuk membahas pubertas pada anak. Misalnya jika anak mengalami mimpi basah, orang tua perlu meyakinkan anak untuk tidak usah khawatir. Anak cukup lepaskan seprai dan simpan ke keranjang cucian.

Orang tua juga perlu menjalin komunikasi dengan guru tentang perkembangan yang sedang dialami anak. Dengan komunikasi yang intens, orang tua dapat membantu anak membangun citra diri yang lebih positif dan memilih teman yang baik dengan dukungan guru di sekolahnya.

Bantu kegiatan akademik anak

Anak usia SMP yang baru mengalami pubertas juga biasanya memasuki lingkungan baru dengan aktivitas yang banyak dan tuntutan akademik yang lebih tinggi. Dampaknya anak kewalahan dalam menghadapi dua perubahan besar dalam waktu bersamaan.

Orang tua dapat membantu anak dengan mendampingi mereka ketika belajar di rumah. Ajak diskusi tentang apa saja kesulitan yang sedang dialami anak ketika menerima materi pembelajaran di sekolah.

Jangan lupa untuk memberikan motivasi pada anak, meskipun mereka mengalami kemajuan yang terbilang lambat, tapi itu merupakan hal yang penting untuk diapresiasi. Lambat laun anak akan memiliki keyakinan bahwa mereka bisa melakukan tugasnya di sekolah dengan baik.

Orang tua sebisa mungkin harus menghindari memberikan tuntutan yang berlebihan pada anak apalagi membandingkan anak dengan teman atau saudaranya. Perlu diingat, perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada anak usia SMP tidak akan selalu sama dengan anak lainnya.

Terutama masa pandemi seperti sekarang, ketika anak banyak melakukan aktivitas sekolah dari rumah, orang tua dapat melakukan intervensi tapi tetap ada batasannya. Ingat! Jangan sampai dukungan dan bantuan dari orang tua malah menghambat kemandirian anak.

Dukung kesehatan fisik anak

Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan fisik perlu diawasi juga agar perkembangan anak usia SMP lebih optimal. Biasanya ketika anak mengalami masa pubertas, mereka memiliki nafsu makan yang besar. Orang tua dapat membantu untuk mengatasi nafsu makan besar dengan menyediakan bekal maupun makanan dan minuman sehat di rumah.

Jangan lupa untuk mengajak anak melakukan kegiatan fisik rutin. Setidaknya anak usia SMP perlu waktu 60 menit untuk melakukan kegiatan fisik setiap harinya. Orang tua dapat mendukung anak dengan membuat mereka terlibat di ekstrakurikuler olahraga atau kegiatan fisik di luar ruangan seperti bersepeda bersama.

Setelah kegiatan fisik anak terpenuhi, orang tua harus memberikan waktu istirahat yang cukup. Anak perlu memiliki jam tidur yang cukup dan berkualitas agar dapat membantu melancarkan aktivitas mereka di esok hari. Pastikan juga agar anak memiliki lingkungan tidur yang tenang dan nyaman.

Jika anak makan dengan baik, mendapatkan aktivitas fisik yang cukup, dan beristirahat dengan teratur niscaya anak dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi, baik itu masa pubertas maupun kegiatan akademiknya. Tetap sabar dan damping anak secara konsisten.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.