5 Tips Bagi Guru Dampingi Siswa Belajar Bermakna dari Rumah

Saat wabah Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, semua kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan massa ditiadakan, termasuk kegiatan belajar di sekolah. Sebagai fasilitator belajar dari rumah, guru punya peran penting untuk ini. Guru wajib memberi pengalaman belajar yang bermakna buat siswa.

Dengan menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKiR, guru dapat memberi pengalaman belajar yang bermakna buat siswa saat belajar dari rumah.

Tanoto Foundation dan Kompas.com membuat tips dan panduan guru bagi guru mendampingi siswa belajar dari rumah dengan bermakna melalui penerapan unsur pembelajaran aktif “Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi” atau yang dikenal dengan “MIKiR”.

Silakan ikuti tips berikut untuk penerapannya.

1. Buat kegiatan “Mengalami”

Ajak anak melakukan kegiatan atau mengamati sesuatu. Tidak rumit! Cukup gunakan alat dan bahan yang tersedia di rumah.

Ajak siswa eskplorasi lingkungan sekitar rumah seperti mengamati perubahan pada tanaman dalam jangka waktu tertentu. Guru juga bisa ajak siswa mengamati tayangan video di youtube atau televisi, lalu dibahas bersama

Untuk praktik, guru boleh lho menugaskan siswa percobaan membuat hand sanitizer dari bahan-bahan alami yang tersedia di rumah. Bisa juga memanfaatkan laboratorium maya pada aplikasi Rumah Belajar untuk kegiatan praktik lainnya. Selain mudah, cara ini aman dilakukan.

Lalu, boleh juga meminta siswa wawancara dengan keluarga di rumah. Nah, disini guru bisa buat tema khusus. Contohnya, siswa berperan sebagai reporter televisi yang mewawancarai orang tuanya tentang Covid-19 di lingkungan rumahnya.

cara paling ampuh untuk menstimulasi kegiatan “Mengalami” pada siswa, yaitu dengan memberi tugas lewat pertanyaan-pertanyaan yang produktif, imajinatif, dan terbuka.

a. Produktif:  mendorong siswa melakukan pengamatan, percobaan, dan penyelidikan (eksplorasi). Contohnya mengamati pola penularan virus (IPA), lalu ditulis dalam bentuk laporan graphic organizer yang dicontohkan oleh guru. Cara ini menguntungkan, karena guru bisa mengetahui sejauh mana level kemampuan siswa dalam proses pembelajaran meskipun kegiatannya dilakukan jarak jauh.

b. Imajinatif: mendorong siswa berimajinasi. Misalnya, melukis cita-citanya, membuat cerita bergambar, atau menulis perasaannya dalam puisi.

c. Terbuka: menstimulasi siswa berpikir alternatif dan kreatif dengan memberi pertanyaan yang memungkinkan jawabannya lebih dari satu. Contoh, tugas menghitung ukuran benda-benda berbentuk lingkaran yang ada di dalam rumah.
Yang perlu dihindari adalah memberikan tugas yang sekadar mengisi waktu seperti, mencatat, meringkas, dan menjawab soal dari buku paket. Guru juga jangan berkunjung ke rumah siswa pada situasi pandemi seperti sekarang.

2. Dorong kegiatan “Interaksi

Jarak fisik bukan membatasi interaksi sosial. Guru bisa gunakan banyak fitur teknologi digital untuk saling bertukar gagasan selama proses belajar berlangsung.

Beberapa fitur aplikasi yang bisa dimanfaatkan, yaitu:
Chatting WhatsApp Group
– Google Classroom
– Zoom (aplikasi video conference)
– Skype
– Webex
– Facebook Live dan sebagainya.

Jangan lupa! Guru tetap jadi fasilitator yang mengarahkan jalannya diskusi pada aplikasi agar tujuan belajar tercapai.

3. Fasilitasi Siswa Menyampaikan “Komunikasi

Hasil karya siswa seperti laporan pengamatan, percobaan, wawancara, puisi, gambar atau poster dari pembelajaran jarak jauh bisa dikumpulkan dalam bentuk suara, foto, dan video, sehingga bisa dikirim melalui ragam fitur aplikasi smartphone sebagai alternatif komunikasi.

Guru dan siswa bisa juga lho memanfaatkan media sosial untuk menerbitkan hasil karya. Nantinya, siswa diajak berkomentar pada unggahan karya teman mereka.

Nah, cara itu dapat melatih siswa mengungkap gagasan dan percaya diri menyajikan karya mereka. Siswa pun jadi dapat tertantang untuk memiliki inisiatif sendiri, tanpa diminta guru.

4. Lakukan “Refleksi

Refleksi mengacu pada evaluasi proses belajar. Refleksi melibatkan guru dan siswa yang bisa dilakukan seperti berikut.

  • Guru dan siswa melihat kembali pengalaman belajar sebagai bahan evaluasi agar lebih baik di kemudian hari.
  • Guru dapat memandu siswa melakukan refleksi sendiri. Ini bisa dilakukan dengan membuka ruang tanya jawab untuk melihat kesulitan dan usul siswa dari proses belajar.
  • Guru juga dapat melibatkan orangtua dalam refleksi dengan meminta saran untuk efektivitas belajar di rumah, jika dibutuhkan.

5. Tips bila tidak ada internet

Tak semua guru dan siswa memiliki akses terhadap internet. Mungkin ada pula yang punya akses internet, tapi tidak lancar. Jadi, bagaimana caranya menerapkan tips belajar “MIKiR”?

Tenang! Ada beberapa tips lagi nih agar mudah menerapkan belajar offline dari rumah.

  • Gunakan buku pegangan siswa sebagai materi belajar. Beri panduan dan jadwal harian yang dikirim lewat perwakilan desa.
  • Bila siswa tak punya buku pegangan, buat variasi kegiatan secara terjadwal di luar materi sekolah.
  • Siswa bisa mengumpulkan tugas lewat perwakilan desa sesuai jadwal yang disepakati.
  • Pantau perkembangan belajar siswa dan beri umpan balik.
  • Jangan lupa ya! Hindari kontak langsung saat serah terima hasil belajar siswa.

Untuk mendapatkan tips dan panduan lengkapnya silakan ikuti tautan berikut: https://tap.kompas.com/belajar-dari-rumah-ini-tips-dan-panduan-bagi-guru-dampingi-siswa

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.

I agree to these terms.