Belajar Ceria di Tiga Dunia

Oleh Titien Suprihatien, SMPN 11 Batanghari, Jambi

Learning loss merupakan kemungkinan resiko yang didapatkan oleh para peserta didik saat pandemi. Untuk menghindari hal ini, maka Titien harus membuat inovasi pembelajaran yang menyenangkan. Titien lalu mempersiapkan 3 alam belajar yang disiapkan bagi siswa, yaitu di dalam ruang kelas, kebun sekolah, dan laboratorium.

Siswa tengah melakukan aktivitas penelitian di dalam laboratorium sekolah.

Pandemi COVID-19 berangsur reda, sekolah pun mulai dibuka. Sekian lama siswa dan guru menunggu, akhirnya bisa kembali bertemu.

Tidak mudah dalam beradaptasi dengan keadaan baru, walaupun pertemuan masih dalam tatap muka terbatas. Dari jumlah siswa, waktu, dan jarak, semua terbatas.

Guru harus rajin mencorat-coret desain pembelajaran yang bisa membuat siswa tetap belajar aktif. Apalagi dengan kondisi ‘learning loss’ akibat pandemi. Siswa siswi harus benar-benar disuguhkan menu pembelajaran sehat yang menyenangkan. Ibarat kata, guru harus membujuk mereka dengan keceriaan belajar.

Keceriaan belajar sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat mereka. Karena peserta didik harus berlari untuk mengejar empat semester yang tertinggal.

Kelas, Alam, dan Laboratorium

Di kelas tujuh, peserta didik belajar tentang klasifikasi makhluk hidup. Salah satunya adalah kerajaan tumbuhan. Ketika belajar tentang bryophyta lumut dan pteridophyta paku-pakuan mereka dibawa ke tiga alam belajar yang berbeda. Alam belajar itu adalah ruang kelas, kebun sekolah dan laboratorium.

Siswa mana yang tidak bahagia, ketika mereka bisa bersenda gurau dengan alam?

Guru membuka pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan. Menyamakan persepsi dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang dunia lumut dan paku-pakuan.

Pembelajaran itu dimulai dengan sebuah pertanyaan dari guru. Selanjutnya tugas siswa adalah untuk mengemukakan dugaan, mendesain penelitian, mengambil data hasil pengamatan, menganalisis dan menyimpulkan serta berkarya dan mempublikasikan nya.

Siswa harus dilatih membelajarkan dirinya sendiri. Guru memfasilitasi dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan dengan pengaturan teman diskusi.

Belajar berpasangan atau membuat kelompok kecil adalah salah satu solusi untuk membuat siswa bisa berinteraksi dan berdiskusi dengan tetap menjaga jarak.

Meneliti di Kebun Sekolah

Peserta didik meneliti tumbuhan lumut dan paku-pakuan di kebun sekolah. Mereka mengamati jenisnya, ciri-ciri fisik, cara berkembangbiak dan mencari informasi tentang manfaat tanaman itu.

Dari gawai yang mereka punya, peserta didik mendapatkan informasi tentang manfaat lumut dan paku-pakuan yang sudah mati dan kering. Mereka kemudian memanfaatkan akar paku-pakuan yang banyak menempel di pohon sawit sekolah dan juga lumut-lumut kering untuk media tanam organik.

Siswa juga berencana akan menjadikan ini sebagai kewirausahaan OSIS, mereka akan memproduksi media tanam organik dari lumut dan pakuan kering.

Populasi tumbuhan lumut dan paku sangat banyak. Namun, walaupun demikian peserta didik tidak boleh membuang tumbuhan yang telah diambil sebagai sampel pengamatan.

Tumbuhan itu diawetkan di dalam kertas bekas soal yang menumpuk di gudang sekolah. Kemudian setelah kering akan dijadikan herbarium dan album tumbuhan.

Meneliti di Laboratorium

Belajar di laboratorium adalah impian setiap siswa. Meneliti dengan mengenakan jas labor membuat mereka serasa menjadi dokter atau ilmuwan muda.

Meneliti lumut dan paku-pakuan tidak cukup hanya dengan mata saja. Siswa butuh mikroskop untuk mengamati dengan lebih teliti.

Mereka mengamati bagian tubuh lumut dan pakuan. Akar, batang, daun dan spora. Siswa sangat terkaget ketika mengamati spora, mereka terlihat sangat senang dan terkagum-kagum atas ciptaan Allah SWT.

Melalui lumut dan pakuan, peserta didik belajar banyak keterampilan sains dan menemukan pengetahuan baru. Dan hal yang sangat penting adalah tumbuhnya berbagai karakter positif dalam diri mereka. Mereka semakin menyadari akan keagungan Sang pencipta.

Artikel ini telah dipublikasikan oleh Antara Jambi dengan judul “Belajar Ceria di Tiga Dunia”, https://jambi.antaranews.com/berita/473397/belajar-ceria-di-tiga-dunia.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.