Bapak Ibu Guru, Yuk Lakukan Asesmen Diagnostik Berkala untuk Siswa

Oleh Hepi Kurniati, S. Pd, SMPN 1 Kabupaten Tebo, Jambi

Hepi Kurniati, guru SMPN 1 Tebo, Jambi berbagi tentang pengalamannya menyelenggarakan asesmen diagnostik. Asesmen diagnostik didesain secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga guru dapat merancang pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

Proses asesmen diagnostik kognitif berkala kepada siswa dilakukan oleh Ibu Hepi dengan menggunakan Google Meet.

Asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

Asesmen diagnosis kognitif secara berkala diperlukan untuk memetakan/mengelompokan kemampuan semua siswa di satu kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang paham sebagian, dan siapa saja yang belum paham. 

Mengapa Asesmen Diagnostik Kognitif Berkala Diperlukan?

Diagnostik kognitif bertujuan untuk mendiagnosa kemampuan dasar murid dalam mata pelajaran yang mengandung satu topik atau lebih. Diagnostik kognitif sebaiknya dilaksanakan secara rutin, pada awal tahun ajaran baru, pada akhir pembelajaran yang membahas satu topik, atau bisa juga dilkakukan rutin secara berkala, misalnya setiap awal bulan, 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali.

Setelah mengetahui hasil diagnosanya, guru sebaiknya menyiapkan dan menyampaikan materi serta menyiapkan tugas sebanyak 3 jenis sesuai hasil asesmen kelompok siswa. Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai kemampuan kelompok siswa tersebut.

Tiga Tahap Asesmen Diagnostik

Ada tiga tahap dalam melakukan asesmen diagnostik, yaitu persiapan, pelaksanaan, hingga tindak lanjut hasil diagnostik. 

Dalam persiapan, guru harus membuat rencanana pelaksanaan asesmen, mengidentifikasi materi asesmen, dan menyusun 10 soal sederhana.

Kemudian dalam persiapan, berikan 10 soal asesmen untuk semua siswa di kelas, yang terdiri dari: dua soal berasal dari masing-masing kelas berjalan dengan topic semestrer satu, kemudian soal berasal dari satu tingkat di bawah kelas berjalan dengan topic semester satu dan dua, serta terakhir dua soal berasal dari dua tingkat di bawah kelas berjalan dengan topic semester dua.

Hal ketiga adalah tindak lanjut hasil diagnostik. Ada empat hal untuk tindak lanjut asesmen ini, yaitu: lakukan pengolahan hasil asesmen, berdasarkan hasil  penilaian, bagi  siswa menjadi 3 kelompok (paham, paham sebagian dan tidak paham), lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik  pembelajaran baru, ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.

Mendata Lewat Google Form dan Google Meet

Setelah asesmen diagnostik kognitif maupun non kognitif selesai dilakukan, hasil asesmen tersebut digunakan untuk merancang RPP berdiferensiasi/berbeda untuk melayani 3 kelpompok siswa agar dapat  menjangkau kebutuhan belajar sesuai kemampuan.

Asesmen dapat dilakukan secara daring maupun luring sehingga perlu dipastikan caranya agar semua siswa dapat menerima soal asesmen dan mengembalikan kepada guru dengan tepat waktu. 

Dalam pelaksanaanya perlu membuat kesepakatan kelas, diantaranya saat menyelesaikan soal di rumah boleh didampingi orangtua tetapi tidak dibantu dalam menjawab soal, tidak diperkenankan menggunakan kalkulator, dilarang membuka buku pelajaran atau mencari jawaban di internet, dan lain-lain. 

“Kegiatan pendataan tersebut saya lakukan lewat google form yang saya sebarkan lewat WhatsApp dan memverifikasi ulang lewat google meet,” ujar Hepi, yang juga fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation.

Bagi yang dapat mengikuti asesmen secara tatap maya diwajibkan membuka video/kamera selama asesmen berlangsung. 

Selama pandemi siswa memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang berbeda-beda sebagai akibat dari delajar dari rumah. 

Penilaian diagnostik perlu dilakukan karena akan memampukan guru mengidentifikasi ketertinggalan kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasil penilaian diagnostik akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran. Guru perlu merancang dan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.

Apa yang saya lakukan direspon positif Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo, Sindi, SH., MH, bahwa Asesmen Diagnostik dapat mendiagnosa kemampuan dasar siswa dalam mata pelajaran yang mengandung satu topik atau lebih.

“Sehingga guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai kemampuan kelompok siswa tersebut,” ujarnya.

Respon Siswa

Salah seorang siswa, RD. Muhammad Hailul Ilham memberikan tanggapannya dalam penilaian diagnostik non kognitif, seperti saat masa belajar dari rumah (BDR), kegiatan rutin yang ia lakukan sehari-hari antara lain, mengerjakan tugas, bermain, membantu orangtua bekerja, dan menyiapkan pelajaran besok.

Ketika ditanya hal-hal yang menyenangkan selama BDR, ia mengatakan bisa menonton YouTube. Lalu, apa saja kendala yang sering dihadapi saat BDR.

“Susah kosentrasi, bosan, sering mengantuk,” pungkasnya.

Artikel ini telah dipublikasikan oleh Jambi-independent.co.id dengan judul “Bapak Ibu Guru, Yuk Lakukan Asesmen Diagnostik Berkala untuk Siswa“, https://www.jambi-independent.co.id/read/2021/08/25/14802/bapak-ibu-guru-yuk-lakukan-asesmen-diagnostik-berkala-untuk-siswa/.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.