Binta Obtusa, Sebuah Metode Menarik dalam Pembelajaran Penyajian Berita

Emiwati, S.Pd (SMPN 3 Batang Hari, Jambi), Guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation dan Gurusianer Media Guru Indonesia. Tulisan ini membahas mengenai berbagai aktivitas pembelajaran di era digital.  Pembelajaran didahului dengan menyimak berita untuk menemukan informasi dan menyimpulkan isi berita. Penulis lebih lanjut membahas tentang metode pembelajaran ‘Binta Obstusa’ yang merupakan akronim dari Bincang, Tayang, Observasi, Tulis, dan Sajikan.

Siswa SMPN 3 Batang Hari menjadi penyiar televisi sebagai model pembelajaran dalam menyajikan berita.

Berita merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga membuat kita tidak bisa terlepas dari berita dan segala informasi di dalamnya. Tentunya dalam masa pandemi saat ini, memantau berita merupakan hal yang sangat lazim dilakukan oleh seluruh masyarakat dalam mengikuti kasus perkembangan COVID-19. 

Dalam mengambil informasi dari berita, kita tentunya tidak ingin mendapatkan mispersepsi dari penyampaian berita yang diberikan, dimulai dari unsur dan informasi di dalamnya. Maka untuk menunjang wawasan dan informasi dari berbagai sumber, mempelajari penyajian berita merupakan hal yang sangat penting untuk diperkenalkan sejak dini. 

Pemerintah juga telah menetapkan kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran pertama yang tertulis di kurikulum pembelajaran sejak tahun 2013. Tidak dapat dipungkiri pembelajaran terhadap berita merupakan hal yang sangat esensial bagi pelajar, dengan bantuan guru yang dituntut untuk membimbingnya. 

Pelaksanaan Pembelajaran Binta Obtusa 

Sistem penugasan dan pembelajaran yang dijalankan oleh Emiwati yang dilakukan dengan memberikan siswa kebebasan untuk browsing, yang dapat diakses melalui internet di rumah masing-masing. Dari sini, siswa dapat lebih kritis dan menunjang motivasi dengan menemukan hal-hal baru. Diluar diberi kebebasan untuk menelusuri internet, siswa diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap tugas mandiri yang telah diberikan.

Setelah mempelajari maupun menelusuri internet, model pembelajaran Binta Obtusa dapat dimulai dengan bincang, tayang, observasi, tulis, dan sajikan. 

1. Bincang

Dalam tahap pertama ini, murid diperkenankan untuk berbincang-bincang santai secara langsung, tentunya diawasi oleh guru. Mereka akan membahas bagaimana cara pembelajaran jarak jauh ini dapat lebih efektif dan membahas mengenai sistem pembelajaran yang mereka lebih nyaman. 

Salah satu diantaranya menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh, siswa dapat menulis teks berita atau dipraktikkan dalam bentuk lisan. Pembicaraan ini ditutup dengan memberikan memberikan satu hasil berita tertulis dan satu berita berita lisan yang diberikan dalam bentuk self video. 

2. Tayang

Proses ini merupakan proses penunjukkan hasil karya siswa dalam bentuk video, terkait berita tertulis dan lisan. Dalam video ini, siswa  mengelaborasikan proses mereka dalam menyajikan berita dengan baik. Selesai menyimak tayangan siswa, guru dan siswa lainnya secara bersamaan dapat menentukan objek atau tema, sumber, kerangka, menyunting, menyajikan. 

Setelah itu, itu konten juga dianalisis dari fakta yang aktual, objektif, valid, unik, bermanfaat, menggunakan bahasa yang lugas dan efektif, serta sifat penyampaian (ekspresi, volume, gaya tubuh, artikulasi, nada dan jeda). Tidak melupakan melihat unsur 5W + 1H dan komentar dari siswa lainnya yang juga merupakan bagian dari analisis dan penilaian yang dilihat. 

3. Observasi

Di tahap ini, siswa dituntut untuk mengobservasi objek, topik, dan tema dari berita yang akan disajikan. Dengan ini data observasi dapat diambil dan ditentukan unsur-unsur 5W + 1H, serta menjawab pertanyaan yang telah ditetapkan di LKPD. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru tentunya merupakan pertanyaan yang bersifat analitis dan terstruktur mengikuti isi dari berita tersebut. 

4. Tulis 

Tahap menulis merupakan tahap terakhir sebelum tahap terakhir, dimana siswa menulis teks berita yang dikembangkan dari 5W+1H dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dari LKPD. Proses penulisan berita juga ditata dalam kerangka yang deskriptif, naratif, dan memaparkan hal-hal detail mengenai sebab dan akibat dari berita. Selanjutnya siswa dapat menyempurnakan dan menentukan judul untuk berita yang menarik. 

5. Sajikan 

Penyajian berita akan dilaksanakan di tahap ini dengan menyajikan berita tertulis dan lisan, yang tentunya harus memperhatikan unsur, struktur, dan bahasa dari setiap teks berita yang akan dikumpulkan di Google Classroom. Pengumpulan juga diberikan dalam bentuk rekaman video yang dibacakan oleh siswa secara individu maupun berkelompok dari dua hingga empat orang dengan durasi video sepanjang lima sampai 7 menit yang diedit oleh siswa tersebut. 

Hal ini dapat menunjang motivasi para siswa karena hasil yang diposting dalam grup Facebook dan mendapatkan apresiasi dari pihak sekolah. Selain itu, siswa juga dapat saling melihat dan mengomentari karya siswa lainnya agar dapat saling mengoreksi dan dapat dijadikan contoh.